Senin 12 Nov 2018 15:47 WIB

Puluhan Aktivis Buruh Hilang di Cina

Otoritas Cina ditengarai berada di balik hilangnya mahasiswa tersebut.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi Penangkapan.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Penangkapan.

REPUBLIKA.CO.ID, SHENZHEN -- Sedikitnya 12 aktivis buruh Cina dilaporkan hilang dalam beberapa hari terakhir. Sumber yang dekat dengan mereka percaya, pihak berwenang berada di balik hilangnya para aktivis tersebut. Penghilangan ditengarai  untuk membungkam mereka yang sebagian besar adalah mahasiswa atau lulusan baru.

Sebelumnya, pada Jumat (9/11) malam, pihak berwenang telah menahan sedikitnya sembilan aktivis di Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen. Sementara tiga aktivis lainnya ditahan pada Ahad di Kota Wuhan.

Kementerian Keamanan Publik Cina, yang mengawasi kepolisian di seluruh negeri, tidak menanggapi permintaan tanggapan untuk berkomentar.

Penahanan itu tampaknya menjadi aksi terbaru yang dilakukan oleh pihak berwenang terhadap gerakan kecil namun berkembang yang didorong oleh mahasiswa dan lulusan dari beberapa universitas terkemuka. Para aktivis mengatakan, mereka termotivasi oleh prinsip-prinsip Marxisme.

Partai Komunis berkuasa yang mengedepankan Marxisme sebagai salah satu ideologi  menentang segala bentuk aktivisme atau organisasi yang berpotensi lepas kendali.

Setidaknya lima lulusan Universitas Peking, salah satu universitas terkemuka di negara itu, termasuk di antara mereka yang ditahan pada Jumat (9/11).  Bulan lalu, Cornell University di Amerika Serikat (AS) menghentikan kerja sama dalam dua program pertukaran dengan Renmin University dan lembaga terkemuka lainnya di Beijing. Hal itu setelah para mahasiswanya di sana dihukum karena mendukung hak-hak buruh.

Baca juga, Masyarakat Cina Gemar Belanja Barang Mewah Secara Daring.

Para aktivis muda telah menarik perhatian pihak berwenang sejak Agustus lalu ketika sekitar 50 mahasiswa dari seluruh Cina berkumpul untuk mendukung pekerja pabrik di Jasic International. Perusahaan mesin las tersebut berusaha membentuk serikat pekerja Jasic Workers Support Group.

Pada bulan itu, polisi anti huru-hara menyerang sebuah apartemen di kota Huizhou, tempat para mahasiswa tinggal, dan menahan beberapa dari mereka.

"Pihak berwenang ingin menutup Jasic Workers Support Group dalam satu kali penggerebekan. Mengapa mereka tiba-tiba melakukan penggerebekan dalam skala besar dan menangkap begitu banyak orang sekaligus?" ujar seorang aktivis mahasiswa di sebuah universitas di Beijing.

Pada Jumat (9/11), orang-orang tak dikenal menangkap Zhang Shengye, lulusan Universitas Peking, di kampus universitas sekitar pukul 22.30 malam. Mereka memasukkannya ke dalam mobil.  Sebuah video diunggah di media sosial oleh seorang mahasiswa Universitas Peking yang mengaku berada di tempat kejadian dan menggambarkan kondisi Zhang.

"Saya mendengar salah satu dari mereka berteriak 'itu dia, dorong dia ke dalam mobil', dan kemudian saya melihat tiga hingga lima orang membawanya dan memasukkannya ke dalam mobil," kata siswa itu dalam video tersebut.

Seorang juru bicara Universitas Peking membenarkan seseorang telah ditahan, tetapi insiden itu tidak melibatkan guru atau mahasiswa.  "Badan-badan keamanan publik sesuai dengan hukum, menahan orang-orang yang berafiliasi dengan non-kampus yang dicurigai melakukan kejahatan," kata juru bicara itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement