REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sayap kelompok bersenjata Hamas mengatakan, akan meningkatkan intensitas serangan dan menembakkan roket ke Kota Ashdod dan Beersheba di Israel. Hal itu akan dilakukan jika tentara Israel terus melakukan serangan udara terhadap bangunan sipil di Gaza.
Sedikitnya lima warga Palestina tewas dalam serangan Israel sejak Senin (12/11) malam dalam aksi kekerasan terburuk antara kedua belah pihak sejak perang 2014. Eskalasi terjadi setelah tujuh warga Palestina tewas pada Ahad (11/11) dalam sebuah operasi rahasia Israel yang ditanggapi Hamas dengan tembakan roket dari Gaza.
Peringatan Hamas untuk memperluas jangkauan tembakan roketnya dikeluarkan pada Selasa (13/11). Beberapa jam sebelumnya, roket dari Gaza menewaskan seorang pria Israel dalam serangan langsung ke sebuah bangunan perumahan di kota pesisir Ashkelon.
Roket itu ditembakkan setelah serangan udara Israel menghancurkan gedung Al-Aqsha TV milik Hamas di Gaza pada Senin (12/11) malam.
Juru bicara sayap militer Hamas, Abu Ubaidah, mengatakan, dalam sebuah pernyataan, Ashkelon telah menerima sejumlah tembakan sebagai respons terhadap pengeboman bangunan sipil di Gaza.
"Wilayah pendudukan al-Majdal (Ashkelon) saat ini menjadi target kami sebagai tanggapan terhadap penembakan yang menargetkan bangunan sipil di Gaza. Ashdod dan Beersheba adalah target berikutnya jika musuh terus membombardir bangunan sipil," kata dia di Twitter.
Baca juga, Turki Kecam UU Negara Bangsa Yahudi-Israel.
Dari tiga kota itu, Ashkelon merupakan yang paling dekat dengan Gaza. Sementara itu, Al-Aqsha TV menyiarkan rekaman video yang menunjukkan pejuang Palestina tengah menargetkan bus tentara Israel di timur Jabalia, dekat perbatasan Jalur Gaza. Kendaraan itu meledak beberapa saat setelah tentara Israel turun.
Hamas mengatakan, dalam sebuah pernyataan, para pejuangnya mampu menargetkan bus dekat permukiman Miflasim dengan menggunakan rudal kendali anti-tank Kornet.
Hamas menegaskan, serangan itu dilakukan sebagai tanggapan terhadap serangan Israel di timur Khan Younis pada Ahad (11/11) malam yang menewaskan tujuh orang Palestina.
Berbicara kepada Aljazirah, Ali Abunimah, salah seorang pendiri situs Electronic Intifada, mengatakan video itu berfungsi sebagai peringatan bagi Israel.
"Apa yang kami lihat hari ini di video itu adalah, Hamas menargetkan sebuah bus yang penuh dengan tentara Israel. Mereka bisa saja menembaki bus itu ketika bus penuh," ujar Abunimah.
"Sebaliknya, mereka justru membiarkan semua tentara turun dari bus, kecuali satu orang yang terluka, untuk mengirim pesan ke Israel bahwa 'lihat, kami memiliki kemampuan untuk menimbulkan kerusakan yang luar biasa kepada kalian, tetapi kami tidak ingin menimbulkan eskalasi'," ungkap dia.
Tentara Israel tidak mengomentari video itu. Abunimah menambahkan, Israel telah menargetkan orang-orang Gaza dengan teror, pengeboman, dan pembunuhan. "Mereka (Israel) telah menjadikan penduduk mereka sendiri sebagai target operasi pembalasan dari faksi-faksi perlawanan Palestina," ujarnya.