REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA – Para ilmuwan menyatakan, meningkatnya jumlah kebakaran hutan secara ekstrim dapat menghasilkan peningkatan signifikan emisi gas CO2. Hal itu bisa berdampak pada kenaikan suhu global dunia.
Ahli ekologi kebakaran hutan dari Universitas Barcelona, Ramon Vallejo menungkapkan, terus meningkatkan emisi CO2 akibat kebakaran hutan, berpotensi membuat Perjanjian Iklim Paris menjadi sulit tercapat. Perjanjian tersebut berisi tujuan negara-negara untuk menjaga suhu global jauh di bawah 2 celcius.
“Diproyeksikan rata-rata suhu global akan lebih dari 3 celcius pada akhir abad ini. Kita tidak bisa mengabaikan emisi dari kebakaran hutan,” kata Ramon, dilansir dari BBC, akhir pekan lalu.
Ia menuturkan, dampak dari peningkatan emisi CO2 juga memicu kenaikan permukaan air laut, kekeringan, kebakaran hutan, serta peristiwa ekstrem lainnya. "Sekarang, kita melihat kebakaran hutan yang intens di seluruh dunia,” katanya.
Sejauh ini, perkiraan dari para ilmuwan terkait kontribusi kebakaran hutan terhadap emisi CO2 masih bervariasi. Beberapa ahli mengatakan, setiap kali terjadi kebakaran hutan akan menyumbang hingga 20 persen gas emisi rumah kaca global.
Pada akhir abad ini, kontribusi diproyeksikan kembali meningkat menjadi sekitar 30 persen. "Kebakaran hutan besar pertama-tama mengarah pada pengurangan hutan yang signifikan yang bisa menyedot CO2 dari atmosfir. Kerugian kedua adalah mereka menyebabkan sejumlah besar emisi gas rumah kaca,” kata ilmuwan atmosfer dari Nasa Goddard Space Flight Center Maryland, William Lau.