REPUBLIKA.CO.ID, NANJING -- Para prajurit dari Cina dan Amerika Serikat merampungkan latihan gabungan pertolongan bencana selama sepekan pada Sabtu (17/11). Latihan gabungan ini berlangsung di saat hubungan kedua negara sedang memburuk akibat perang perdagangan, perselisihan Laut Cina Selatan dan Taiwan.
Hubungan antara dua kekuatan ekonomi dunia itu telah menyelami kedalaman baru di bawah Presiden AS Donald Trump, yang dijadwalkan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping di pertemuan puncak G20 di Argentina mulai akhir bulan ini.
Latihan tersebut, yang diadakan di Nanjing, kota di bagian timur Cina, terjadi sepekan setelah Menteri Pertahanan Cina Wei Fenghe dan diplomat tinggi Yang Jiechi mengunjungi Washington, tempat para pejabat AS mendesak Cina untuk menghentikan militerisasi Laut Cina Selatan.
Tetapi tak ada tanda mengenai hubungan keduanya renggang sementara para prajurit Cina dan AS mengadakan simulasi menolong orang-orang dari gedung-gedung yang dilanda gempa bumi dan merawat luka-luka para penyintas di satu pangkalan Tentara Pembebsan Rakyat (PLA) di pinggiran Nanjing.
Tentara mempraktekkan operasi pencarian dan pertolongan di satu contoh buatan dari kawasan kota yang hancur pasca gempa bumi, menggunakan anjing-anjing pelacak dan peralatan lain untuk mencari orang-orang yang terkubur di reruntuhan buatan.
"Hanya melalui kontak-kontak, pertukaran dan kerja sama lagi di sektor yang (keduanya memiliki) kepentingan sama, kami dapat secara efektif meningkatkan saling percaya dan mengurangi secara efektif salah penilaian," kata Qin Weijiang, wakil panglima Komando Teater Timur PLA, kepada wartawan.
"Maka saya pikir pertukaran dwipihak bisa mulai dari pertukaran pertolongan bencana dan kemanusiaan dan meluas ke bidang-bidnag lain yang ada kepentingan bersama."
Robert Brown, Jenderal Pasifik Tentara AS, mengatakan pertukaran tersebut 'sangat penting'. "Seperti pemimpin tinggi kami bekerja membangun hubungan kerja dan pemahamam kuat, melalui langkah-langkah membangun kepercayaan seperti DME ini kami juga di tingkatan kami membangun pemahaman kuat masing-masing," kata dia, merujuk kepada Pertukaran Manajemen Bencana (Disaster Management Exchange).
Latihan gabungan ini merupakan yang ke-14. Tahun lalu Amerika Serikat menjadi tuan rumah latihan.