Senin 19 Nov 2018 10:07 WIB

Di Balik Gaun Pengantin yang Rusak di Jalur Gaza

Kisah cinta perempuan Suriah dan pemuda Gaza.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Fadi duduk di dekat gaun penganti Yara yang rusak di tengah puing rumahnya di Jalur Gaza.
Foto: ALjazirah/Walid Mahmoud
Fadi duduk di dekat gaun penganti Yara yang rusak di tengah puing rumahnya di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sebuah gaun pengantin menggantung di salah satu sudut kamar tidur sebuah apartemen di Gaza yang sebagaian bangunannya hancur akibat serangan bom Israel beberapa waktu lalu. Gaun pengantin itu kotor dan rusak akibat terkena proyektil ledakan. Warga Gaza pun tercengang begitu mengetahui kisah di balik gaun yang rusak akibat serangan Israel itu.

Gaun itu kepunyaan Yara Al Zoubi, seorang perempuan berusia 21 tahun dari Suriah yang hendak melangsungkan pernikahan dengan pemuda Gaza bernama Fadi Al Ghazali yang berusia 22 tahun. Keudanya dipertemukan melalui Facebook pada 2013. Sejak saat itu cinta pun bersemi di hati Fadi dan Yara.

Masalah geografis, termasuk situasi politik di masing-masing negaranya, tak membuat Fadi dan Yara patah semangat untuk bertemu. Bahkan, ketika kisah asmara Fadli diketahui orang-orang Gaza, banyak yang menilai cinta keduanya sulit untuk dipertemukan.

Ya, hal ini karena Fadi tinggal di Jalur Gaza, wilayah yang tengah diblokade Israel. Sementara perang di Suriah pun tak kunjung berakhir.

“Aku tahu dia belahan jiwaku sejak momen pertama. Impian kami adalah berkumpul. Ketika semua orang mengejek karena saya tinggal di Jalur Gaza yang terkepung dan dia tinggal di Khan Sheikhoun, Suriah yang dilanda perang, mereka mengatakan itu tidak mungkin,” kata Fadi seperti dilansir Aljazirah, Ahad (18/11).

Fadi yang selamat saat meletusnya perang Palestina Israel pada 2008, 2012, dan 2014 akhirnya memutuskan melamar Yara. Ia dan keluarganya pun segera mengatur waktu pertunanangan. Fadi pun mendapat restu dari keluarganya dan keluarga Yara di Suriah.

“Saya meminta restu orang tuanya dan mereka menyambut baik saya dengan terbuka,” ujar Fadi.

Kendati demikian, hal itu hanya dapat dilakukan Fadi melalui dunia maya. Ia tak bisa menemui Yara bahkan untuk melakukan pernikahan di Suriah. Sebab Gaza dalam blokade Israel yang membuat sulitnya akses masuk dan keluar di daerah itu.

Alhasil, Yara pun mencoba datang ke Palestina. Hambatan untuk melangsungkan pernikahan di Palestina pun teratasi setelah otoritas Mesir mengizinkan Yara memasuki jalur Gaza melalui penyeberangan perbatasan Rafah meski tanpa disertai keluarganya yang tak bisa melintasi perbatasan. Namun, hal tersebut merupakan sebuah keajaiban bagi hubungan Fadi dan Yara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement