Senin 19 Nov 2018 20:51 WIB

Raja Salman Desak Tindakan Keras Terhadap Iran

Raja Salman membuat komentar publik pertama sejak pembunuhan Khashoggi.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Raja Salman
Foto: Reuters
Raja Salman

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raja Salman pada Senin (19/11) meminta komunitas internasional untuk menghentikan program rudal nuklir dan balistik Iran. Dia juga menegaskan kembali dukungan kerajaan atas upaya Amerika Serikat (AS) dalam mengakhiri perang di Yaman.

Pernyataan raja disampaikan kepada Dewan Syura, badan penasihat pemerintah. Itu adalah komentar publik pertamanya sejak pembunuhan wartawan Saudi Jamal Khashoggi di konsulat negara di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Peristiwa itu memicu kecaman global dan ketegangan hubungan Riyadh dengan Barat.

Raja Salman, yang tidak menyebutkan langsung masalah Khashoggi selama pidatonya, mengutuk tindakan Iran yang menempatkan pengaruh di seluruh wilayah termasuk dalam konflik di Suriah, Irak, dan Yaman.

"Rezim Iran selalu melakukan intervensi dalam urusan internal negara-negara lain, mensponsori terorisme, menciptakan kekacauan dan kehancuran di banyak negara di kawasan itu. Komunitas internasional harus bekerja untuk mengakhiri program nuklir Iran dan menghentikan kegiatannya yang mengancam keamanan dan stabilitas," kata raja berusia 82 tahun itu.

Raja mengatakan Arab Saudi mendukung upaya AS untuk mengakhiri konflik di Yaman. Koalisi Arab Saudi telah memerangi gerilyawan Houthi di Yaman untuk memulihkan pemerintah yang diakui dunia internasional.

"Pendirian kami tentang Yaman bukanlah pilihan tetapi tugas untuk mendukung rakyat Yaman dalam menghadapi agresi milisi yang didukung Iran," katanya.

Riyadh telah mendapat kecaman internasional atas tindakannya di perang Yaman. Akibat peperangan ini, Yaman berada di krisis kelaparan dan menewaskan banyak warga sipil. Reputasi kerajaan semakin memburuk atas kasus Khashoggi.

Raja Salman juga memuji kejaksaan Saudi dalam pidatonya. Namun ia tidak merinci hal tersebut.

Selain penyelidikan Khashoggi, jaksa penuntut umum juga terlibat dalam kampanye antikorupsi yang diperintahkan oleh Putra Mahkota Mahkota tahun lalu. Dalam kampanye ini sejumlah pangeran, menteri, dan pengusaha ditangkap.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement