Rabu 21 Nov 2018 12:24 WIB

Dukungan Donald Trump untuk Saudi Dikritik Partainya Sendiri

Beberapa anggota legislatif dari Partai Republik kritik sikap Trump dukung MBS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump
Foto: slate.com
Presiden AS Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Beberapa anggota legislatif Amerika Serikat (AS) dari partai Republik mengkritik sikap Presiden Donald Trump yang tetap membela Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) dalam kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Mereka mendesak Trump untuk menerapkan sanksi kepada Arab Saudi.

Anggota House of Representative dari partai Republik Francis Rooney mengatakan pemerintahan Trump harus menerapkan Magnitsky Act kepada orang yang bertanggungjawab atas pembunuhan Khashoggi. Undang-undang ini membekukan aset pelanggar hak asasi manusia di AS dan melarang warga Amerika untuk berbisnis dengan mereka.

Undang-undang itu disahkan mantan Presiden AS Barack Obama pada 2012 untuk menghukum pejabat Rusia yang  dianggap bertanggungjawab atas kematian aktivis anti-korupsi Rusia Sergei Magnitsky pada 2009. Magnistksy Act ini bipartisan, yang artinya dua kubu baik Republik maupun Demokrat menyetujui undang-undang tersebut.  

Anggota legislatif dari partai Republik lainnya Lindsey Gragham yang kerap menjadi sekutu setia Trump juga meminta pemerintahan AS segera memberi sanksi kepada Arab Saudi. Graham mengatakan akan ada dukungan bipartisan untuk memberikan sanksi terhadap negara Timur Tengah tersebut.

"Termasuk untuk anggota keluarga Kerajaan atau tindakan barbar yang mana menentang semua normal beradab," kata Graham, Rabu (21/11).

Trump menempatkan persekutuannya dengan Arab Saudi sebagai jantung kebijakannya di Timur Tengah. Arab Saudi juga menjadi negara pertama yang ia kunjungi sejak menjadi presiden pada 2017 lalu. Menantu dan penasihatnya, Jared Kushner membangun hubungan dekat dengan Arab Saudi.

Anggota House of Representative dari partai Demokrat Eliot Engel meengatakan pemerintah AS menggunakan kemampuan mereka dalam menjual senjata ke Arab Saudi untuk mempengaruhi perilaku kerajaan tersebut. Engel merupakan petinggi partai Demokrat yang akan masuk dalam komite bidang luar negeri di House of Representative.

"Realitanya Arab Saudi tidak dengan mudah membeli senjata dari tempat lainya, butuh waktu bertahun-tahun bagi militer Arab Saudi untuk melengkapi senjata mereka dengan senjata Rusia dan Cina," katanya.

Trump seringkali mengatakan Arab Saudi membeli senjata senilai 110 miliar dolar AS pada tahun lalu. Ia juga kerap menambahkan Arab Saudi telah membantu AS menciptakan sebanyak 500 ribu lapangan pekerjaan.

Tapi produsen senjata Lockheed Martin memprediksi jika seluruh paket kesepakatan tersebut digabungkan maka akan menciptakan 10 ribu lapangan pekerjaan di Arab Saudi. Sementara tetap mempertahankan sekitar 18 ribu pekerja di AS tetap memiliki pekerjaan. Sementara para pakar di industri senjata menyatakan hal itu tidak mungkin dapat terjadi.

Mengingat betapa kerasnya usaha Trump mempertahankan Arab Saudi sebagai sekutunya banyak pihak yang mencurigai Trump memiliki kepentingan pribadi dengan kerajaan tersebut. Pada Selasa (21/11) lalu Trump membantah ia memiliki kepentingan pribadi dengan Arab Saudi.

"Saya tidak memiliki hubungan apa pun dengan Arab Saudi, jadi Anda mengerti, saya tidak membuat kesepakatan apa pun dengan Arab Saudi, saya tidak memiliki uang yang berasal dari Arab Saudi," katanya.

Tapi pernyataannya ini bertentangan dengan apa yang pernah ia katakan sebelumnya. Pada kampanye presiden 2015, Trump mengakui ia mendapatkan banyak uang dari mereka.

"Saya suka orang-orang Arab Saudi, mereka sangat baik, saya mendapatkan banyak uang dari mereka, mereka membeli banyak barang-barang saya, semua jenis mainan dari Trump, mereka membayar saya ratusan juta dolar," kata saat itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement