REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN - Denmark telah menangguhkan ekspor senjata dan peralatan militer lainnya ke Arab Saudi sebagai tanggapan atas kasus pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi. Denmark juga memprotes peran kerajaan itu dalam konflik Yaman.
"Dengan terus memburuknya situasi yang sudah mengerikan di Yaman dan pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, kami sekarang berada dalam situasi baru," kata Menteri Luar Negeri Denmark, Anders Samuelsen, dalam sebuah pernyataan, Kamis (22/11).
Meski demikian, menurut Kementerian Luar Negeri Denmark peralatan militer yang sudah mendapat persetujuan ekspor, tidak akan ditangguhkan. Denmark diketahui telah mengeluarkan sepuluh persetujuan ekspor senjata di tahun lalu.
Rekaman Ungkap Perintah Putra Mahkota Saudi Bunuh Khashoggi
Jerman juga telah menunda mengeluarkan lisensi ekspor senjata di masa depan dan tengah mempertimbangkan untuk menghentikan semua penjualan senjata ke Saudi. Sementara Prancis mengatakan akan segera memutuskan sanksi atas kasus pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul bulan lalu.
Arab Saudi adalah salah satu importir senjata terbesar di dunia. Kerajaan ini memimpin pertempuran koalisi militer dalam perang saudara di Yaman, yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan bencana kemanusiaan besar.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump pada Rabu (21/11) justru memuji Arab Saudi karena telah membantu menurunkan harga minyak. Namun AS terus mendapatkan tekanan intensif untuk bisa memberlakukan sanksi lebih keras terhadap Saudi atas pembunuhan Khashoggi.