Sabtu 24 Nov 2018 00:11 WIB

Trump Jelaskan Alasan tak akan Putuskan Hubungan AS-Saudi

Trump didesak jatuhkan sanksi ke Saudi menyusul kasus pembunuhan Khashoggi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Andri Saubani
Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, Arab Saudi adalah sekutu terpenting AS. Menurutnya, memutuskan hubungan dengan Riyadh dapat berdampak pada perekonomian Washington, terutama dalam hal ketenagakerjaan.

"Apakah orang-orang benar-benar ingin saya menyerahkan ratusan ribu pekerjaan?" kata Trump saat dimintai pendapatnya perihal peran Saudi dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, dikutip laman Euronews, Jumat (23/11).

Trump mengungkapkan, AS tidak dapat menghukum negara asing karena membunuh seseorang. "Dan sejujurnya, jika kita mengikuti standar ini, kita tidak akan bisa memiliki siapa pun menjadi sekutu, karena melihat apa yang terjadi di seluruh dunia," ujarnya.

Bertolak dari pernyataannya, Trump ditekan apakah pesannya kepada para pemimpin asing adalah bahwa mereka dapat bertindak dengan bebas. Ia pun menjawab, "tidak".

"Tidak sama sekali. Arab Saudi telah menjadi mitra strategis lama. Mereka menginvestasikan ratusan miliar dolar di negara kita. Maksud saya ratusan miliar dolar, mereka menjaga harga minyak rendah," kata Trump.

Trump juga ditekan perihal laporan CIA yang mengindikasikan bahwa perintah pembunuhan Khashoggi berasal dari Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). Dia mengatakan, Pangeran MBS telah menyangkal keterlibatannya dalam kasus Khashoggi.

"CIA tidak mengatakan mereka melakukannya. Mereka menunjukkan hal tertentu dan dalam menunjukkan hal-hal itu, Anda dapat menyimpulkan bahwa mungkin dia (Pangeran MBS) melakukannya atau mungkin tidak," kata Trump.

Trump mengaku buntut dari pembunuhan Khashoggi sangat mengganggunya. "Saya benci menutup-nutupi. Dan saya akan memberitahu Anda, putra mahkota lebih membenci daripada saya," ucapnya.

"Seperti yang saya katakan, mungkin dia (Pangeran MBS) melakukannya, mungkin tidak. Tapi saya akan mengatakan dengan sangat kuat bahwa Saudi adalah sekutu yang sangat penting," ujar Trump menambahkan.

Khashoggi dibunuh di gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Wakil Jaksa Penuntut Umum Saudi Shalaan bin Rajh Shalaan mengatakan pembunuhan terhadap Khashoggi memang direncanakan. Kendati demikian, baik Erdogan dan Shalaan, tak secara tegas menuding Pangeran MBS yang memerintahkan pembunuhan tersebut.

Saat ini Saudi telah menahan 11 tersangka yang terlibat dalam pembunuhan tersebut. Lima tersangka di antaranya telah dituntut hukuman mati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement