REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut Israel sebagai rezim palsu yang didirikan oleh negara-negara Barat. Menurutnya, Israel ibarat 'tumor kanker' yang ada di Timur Tengah yang memajukan agenda Barat.
Rouhani sering mengutuk Israel dan memprediksi kehancurannya, tetapi ia jarang menggunakan retorika semacam itu. "Salah satu hasil yang tidak menyenangkan dari Perang Dunia II adalah pembentukan 'tumor kanker' di wilayah ini," ujar Rouhani dalam Islamic Unity Conference, Sabtu (24/11), dikutip Aljazirah.
Ia menegaskan, Iran akan terus mendukung kelompok-kelompok seperti Hizbullah dan Hamas yang berjanji untuk melawan pendudukan Israel di wilayah Palestina. Iran telah memperingatkan akan menyerang sasaran AS dan Israel, setelah penasihat keamanan Presiden AS Donald Trump mengatakan AS akan memberikan tekanan maksimum pada Teheran melalui sanksi ekonomi.
Rouhani mengatakan, AS telah memupuk hubungan dekat dengan negara-negara Muslim di Timur Tengah untuk melindungi Israel. Pernyataannya itu diduga ditujukan untuk saingan regionalnya yaitu Arab Saudi beserta sekutu-sekutunya.
"Kami memiliki pilihan untuk menggelar karpet merah untuk para penjahat, atau untuk melawan ketidakadilan dan tetap setia kepada Nabi kami, Alquran kami, dan Islam kami," kata Rouhani.
Sebelumnya pada November lalu, AS memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran, yang mempengaruhi ekspor energi dan industri perbankannya. Arab Saudi telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran hampir tiga tahun lalu setelah para pengunjuk rasa Iran menyerang kedutaan besarnya di Iran sebagai tanggapan atas eksekusi pemimpin Muslim Syiah terkemuka, Nimr al-Nimr.
Meski demikian, Rouhani menyatakan Iran siap membela Arab Saudi dari isu terorisme. "Kami menganggap Anda sebagai saudara kami. Kami menganggap orang-orang Makkah dan Madinah saudara-saudara kami," ungkapnya.