Ahad 25 Nov 2018 18:30 WIB

Iran: AS Target Timteng karena Takut Kebangkitan Islam

Ketegangan telah meningkat antara Washington dan Teheran sejak Mei 2018.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
 Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei
Foto: AP
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Timur Tengah kini sedang menjadi target Amerika Serikat (AS). Dalam sebuah konferensi Islam internasional di Teheran, Khamenei menjelaskan bahwa AS sebenarnya merasa takut akan kebangkitan Islam di wilayah ini.

"Kekuatan dunia yang dipimpin oleh Amerika menunjukkan minat terhadap Timur Tengah karena kebangkitan Islam di wilayah ini. Mereka takut akan kebangkitan negara-negara Islam karena di mana pun Islam telah menyebar ke hati orang-orang," kata Khamenei, di depan para pejabat Iran dan tokoh-tokoh Muslim asing, Ahad (25/11).

Ketegangan telah meningkat antara Washington dan Teheran sejak Mei lalu. Saat itu Presiden AS Donald Trump memberlakukan kembali sanksi setelah mengundurkan diri dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan besar.

Selain berbicara tentang AS, Iran juga menyindir rival regionalnya, yaitu Arab Saudi yang selama ini bersekutu dengan AS. Iran dan Arab Saudi telah mendukung pihak yang berseberangan dalam konflik di Suriah dan Yaman, serta terhadap faksi politik yang berbeda di Irak dan Lebanon.

"Mengapa negara Islam berpihak (ke Amerika) dalam aksi kejahatan mereka terhadap Palestina dan orang-orang Yaman? Mereka yakin ... bahwa mereka akan bisa dikalahkan," ungkap Khamenei.

Sehari sebelumnya, pada Sabtu (24/11), Presiden Iran Hassan Rouhani menuduh AS telah memupuk hubungan dekat dengan negara-negara Muslim di Timur Tengah untuk melindungi Israel. "Kami memiliki pilihan untuk menggelar karpet merah untuk para penjahat, atau untuk melawan ketidakadilan dan tetap setia kepada Nabi kami, Alquran kami, dan Islam kami," kata Rouhani.

Ia bahkan menyebut Israel sebagai rezim palsu yang didirikan oleh negara-negara Barat. Menurutnya, Israel ibarat 'tumor kanker' yang ada di Timur Tengah yang memajukan agenda Barat.

Rouhani sering mengutuk Israel dan memprediksi kehancurannya, tetapi ia jarang menggunakan retorika semacam itu. "Salah satu hasil yang tidak menyenangkan dari Perang Dunia II adalah pembentukan 'tumor kanker' di wilayah ini," ujar Rouhani.

Ia menegaskan, Iran akan terus mendukung kelompok-kelompok seperti Hizbullah dan Hamas yang berjanji untuk melawan pendudukan Israel di wilayah Palestina. Iran telah memperingatkan akan menyerang sasaran AS dan Israel, setelah penasihat keamanan Presiden AS Donald Trump mengatakan AS akan memberikan tekanan maksimum pada Teheran melalui sanksi ekonomi.

Baca: Rouhani Sebut Israel Negara Palsu Buatan Barat

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement