REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Gempa berkekuatan 6,3 SR di perbatasan barat Iran dengan Irak melukai lebih dari 600 orang, sebagian besar menderita luka ringan. Namun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Gempa Ahad (25/11) malam waktu setempat, dirasakan di setidaknya tujuh provinsi di Iran. Gempa yang paling kuat terjadi di Kermanshah, tempat tahun lalu lebih dari 600 orang tewas dan ribuan orang terluka dalam gempa paling mematikan di Iran dalam lebih dari satu dekade.
Kepala Masyarakat Bulan Sabit Merah Iran, Mahmoud Mohammadi Nasab, mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa.
"Jumlah orang yang terluka telah mencapai 646. Sebagian besar dari mereka tidak dirawat di rumah sakit karena cedera ringan," kata Mahmoud.
Televisi lokal menayangkan rekaman rumah-rumah yang rusak di kota Sarpol-e Zahab, di mana beberapa orang masih menjadi tunawisma menyusul gempa berkekuatan 7,3 tahun lalu.
Kantor berita negara Iran mengatakan dua gempa bumi berkekuatan 5,2 dan 4,6 skala Richter mengguncang Sarpol-e Zahab pada Senin (26/11) pagi.
Kekhawatiran gempa susulan memaksa banyak orang menghabiskan malam di jalanan dalam cuaca dingin. Gempa tersebut memicu tanah longsor di beberapa daerah, tetapi pihak berwenang Iran mengatakan tim penyelamat memiliki akses ke semua kota dan desa.
Iran terletak di garis patahan utama dan rentan terhadap gempa yang sering terjadi. Pada 2003, gempa berkekuatan 6,6 SR di Provinsi Kerman menewaskan 31 ribu orang dan meratakan kota bersejarah Bam.
Getaran pada Ahad (25/11) juga dirasakan di Kuwait dan ibu kota Irak, Baghdad, serta di Erbil di Wilayah Kurdistan Irak dan provinsi Irak lainnya, tetapi tidak ada kerusakan yang dilaporkan.