Senin 26 Nov 2018 18:00 WIB

Senator Republik: Sikap Trump Seperti Humas Saudi

Para senator akan mendorong penghentian senjata AS ke Saudi.

Rep: Fira Nur Sya'bani/ Red: Nashih Nashrullah
white house
Foto: ap
white house

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON –  Beberapa senator AS dari Partai Republik pada Ahad (25/11) menentang sikap Presiden AS Donald Trump terhadap Arab Saudi dalam kasus pembunuhan wartawan Saudi, Jamal Khashoggi. Beberapa anggota parlemen dari partai itu mengatakan Kongres harus segera mengambil tindakan.

Pekan lalu, Trump berjanji akan tetap menjadi mitra setia Arab Saudi. Ia juga mengatakan, belum jelas apakah putra mahkota Saudi Mohammad bin Salman tahu tentang rencana pembunuhan Khashoggi bulan lalu di Konsulat Saudi di Istanbul.

Trump meragukan penilaian CIA yang menyebutkan Pangeran Mohammed telah memerintahkan pembunuhan Khashoggi. Meski demikian, kepada wartawan agensi itu mengatakan belum memiliki kesimpulan yang pasti.

"Saya tidak setuju dengan pernyataan presiden. Ini tidak konsisten dengan kecerdasan (Pangeran Mohammad) yang saya lihat," ujar Senator Republik  Mike Lee, dalam acara "Meet the Press" di NBC.

Dia mengutip pembunuhan Khashoggi sebagai alasan lain mengapa dia mendorong AS untuk tidak membantu Saudi dalam perang Yaman.

AS pada 15 November lalu telah memberlakukan sanksi ekonomi terhadap 17 pejabat Saudi karena peran mereka dalam pembunuhan Khashoggi. 

Para senator dari dua partai besar AS juga memperkenalkan undang-undang yang akan menangguhkan penjualan senjata ke Arab Saudi.

Senator Partai Demokrat, Adam Schiff, yang akan menjadi ketua Komite Intelijen House ketika Partai Demokrat mengambil kembali kendali atas kamar itu pada Januari mendatang, telah berjanji akan membuka penyelidikan atas kasus Khashoggi. 

Dia juga akan mencari tahu apakah kepentingan pribadi Trump telah mempengaruhi kebijakannya terhadap Saudi.

"Dengar, presiden tidak jujur dengan negara tentang pembunuhan Jamal Khashoggi. Apa yang mendorong ini?" kata Schiff dalam program "State of the Union" di CNN.

Khashoggi, kolumnis Washington Post dan kritikus Pangeran Mohammed, terbunuh pada 2 Oktober lalu. Riyadh awalnya menolak mengetahui tentang hilangnya Khashoggi dan kemudian memberikan penjelasan yang kontradiktif.

"Saya pikir kita perlu melihat lebih jauh. Namun, kami juga merupakan bangsa yang sangat kuat ketika menyangkut hak asasi manusia, ketika menyangkut aturan hukum," kata Senator Republik, Joni Ernst.

Meski demikian, Ernst mengakui pentingnya Arab Saudi sebagai mitra strategis AS. "Dan jika ada indikator bahwa pangeran terlibat dalam pembunuhan ini, maka kita perlu benar-benar mempertimbangkan tindakan lebih lanjut," tambah dia.

Senator-senator Partai Republik lainnya, termasuk Lindsey Graham, Rand Paul, dan Bob Corker, juga tidak tanggung-tanggung memberikan penilaian mereka tentang keterlibatan Arab Saudi dalam pembunuhan Khashoggi.

"Saya tidak pernah berpikir Gedung Putih akan bekerja sebagai humas untuk Putra Mahkota Arab Saudi," ucap Corker, Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat.

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement