Selasa 27 Nov 2018 16:39 WIB

Myanmar Tangkap Kapal Rohingya Tujuan Malaysia

Rohingya menggunakan kapal diduga melarikan diri dari pengungsian.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Seorang pria Muslim Rohingya berjalan ke pantai yang membawa seorang wanita tua setelah mereka tiba di sebuah kapal dari Myanmar ke Bangladesh di Shah Porir Dwip, Bangladesh, Kamis, (14/9).
Foto: AP/ Dar Yasin
Seorang pria Muslim Rohingya berjalan ke pantai yang membawa seorang wanita tua setelah mereka tiba di sebuah kapal dari Myanmar ke Bangladesh di Shah Porir Dwip, Bangladesh, Kamis, (14/9).

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Pihak berwenang Myanmar telah menangkap sebuah kapal yang membawa 93 warga Muslim Rohingya. Mereka diduga hendak melarikan diri dari kamp-kamp pengungsian di Negara Bagian Rakhine di Myanmar barat dan akan menuju Malaysia.

Perahu itu diyakini merupakan perahu ketiga yang membawa warga Rohingya menuju Malaysia, yang berhenti di perairan Myanmar sejak musim hujan mulai mereda bulan lalu. Cuaca yang lebih tenang telah meningkatkan kekhawatiran warga Rohingya akan kembali melakukan pelayaran untuk melarikan diri dari Myanmar.

Moe Zaw Latt, pejabat kantor pemerintahan Kota Dawei, sebuah kota pantai di Myanmar selatan, pada Selasa (27/11) mengatakan nelayan setempat telah melaporkan adanya kapal mencurigakan kepada pihak berwenang. Angkatan Laut Myanmar kemudian menghentikan kapal itu pada Ahad (25/11) dan menahan 93 orang yang mengaku berasal dari kamp pengungsian Thae Chaung di ibu kota Negara Bagian Rakhine, Sittwe.

Thae Chaung berjarak sekitar 900 km dari barat laut Dawei. Kamp itu telah menampung orang-orang yang terlantar, yang kebanyakan adalah warga Rohingya yang tidak memiliki kewarganegaraan.

"Mereka mengatakan mereka melarikan diri dari kamp. Mereka mengatakan mereka bermaksud untuk pergi ke Malaysia," kata Moe Zaw Latt, dikutip Channel News Asia.

Menurutnya, pihak berwenang Myanmar sedang mempersiapkan untuk mengirim mereka kembali ke Sittwe. Foto-foto di media menunjukkan, banyak dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

Kapal itu menyerupai kapal yang biasa digunakan warga Rohingya untuk melarikan diri dari kekerasan di Negara Bagian Rakhine. Badan pengungsi PBB mengatakan Myanmar harus mengatasi penyebab utama warga negara Rohingya melarikan diri, termasuk tidak diberikannya kewarganegaraan terhadap mereka, yang menganggap diri mereka sebagai warga asli Rakhine.

Para pejabat Myanmar mengatakan mereka siap menerima warga Rohingya yang ingin kembali dari kamp pengungsian di Bangladesh. Namun, para pengungsi dan sejumlah lembaga bantuan telah menentang rencana pemulangan yang akan dimulai pada 15 November itu dengan mengatakan kondisi di Myanmar tidak aman.

Myanmar sebelumnya telah menahan 106 warga Rohingya yang berada di dalam kapal pada 16 November lalu. Saat itu mesin kapal mereka mengalami masalah ketika mereka berada dalam perjalanan dari kamp Sittwe ke Malaysia.

Orang-orang itu telah dikembalikan ke kamp, ​​bersama dengan kelompok lain yang terdiri dari lebih dari 80 orang yang kapalnya juga ditangkap di lepas pantai Rakhine selatan pekan lalu untuk menuju Malaysia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement