Selasa 27 Nov 2018 16:46 WIB

Cina akan Gunakan Satelit dan Roket untuk Manipulasi Cuaca

Ini merupakan proyek percobaan hujan buatan terbesar di dunia.

Hujan (ilustrasi)
Foto: ABC News
Hujan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Ilmuwan Cina mengungkapkan rencana mereka untuk menggunakan satelit dan roket sebagai bagian dari proyek ambisius untuk secara artifisial menciptakan curah hujan. Meskipun sebagian kalangan mempertanyakan keberhasilan program tersebut.

Proyek bernama 'Tianhe Project' alias 'Sungai Angkasa' yang memakan anggaran sebesar 19 juta dolar AS atau setara dengan Rp 199 miliar merupakan proyek percobaan hujan buatan terbesar di dunia. Tujuannnya adalah untuk mengalihkan uap air berlebih di atas cekungan sungai Yangtze menuju ke kawasan yang lebih kering di Cina, demikian dilaporkan oleh sejumlah media setempat.

Para ilmuwan dari Universitas Tsinghua dan Qinghai Cina mengajukan proyek ini pada tahun 2015, yang mengharuskan pembangunan koridor udara buatan untuk membawa uap air tersebut. Baru-baru ini, mereka telah mulai mengembangkan satelit dan roket yang kemudian akan memantau keberadaan dan gerakan uap air tersebut dan mengarahkannya kembali untuk menciptakan curah hujan.

Surat kabar People's Daily awal bulan ini melaporkan enam satelit yang dikembangkan oleh Shanghai Academy of Spaceflight Technology dijadwalkan akan mulai beroperasi pada tahun 2022. Satelit akan memandu pembuatan koridor udara di atas sungai terbesar di Asia itu, dan untuk memantau distribusi uap air di udara.

photo
Mantan perdana menteri Wen Jiabao mengatakan krisis air bisa menjadi ancaman terbesar bagi kebangkitan China sebagai negara adikuasa. (Flikr: Biarkan Ide Bersaing)

Menurut mantan Perdana Menteri Cina Wen Jiabao, krisis air dapat menjadi ancaman terbesar bagi kebangkitan Cina sebagai negara adikuasa. Karena masalah ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan stabilitas di sana.

Jika proyek itu berhasil, maka sistem ini bisa mengalihkan 5 miliar meter kubik air setiap tahun untuk meringankan daerah yang kering di utara Cina - namun fisikawan dari Cina dan Australia meragukan kemungkinan keberhasilannya. "Saya pikir proyek ini terlalu ambisius," kata ahli meteorologi dan fisika ABC, Nate Byrne.

"Ini persoalan tentang sejumlah besar energi yang akan diperlukan hanya untuk menguapkan air dan itu biasanya dilakukan secara alami oleh matahari."

Agenda pembangunan proyek 'Sungai Angkasa' ini mengikuti tren proyek baru-baru ini dimana China mencoba untuk merekayasa aspek lingkungan alam.

Awal bulan ini, para ilmuwan nuklir mencapai tonggak penting dengan menciptakan "matahari buatan" dengan memanfaatkan energi dari fusi nuklir. Sementara bulan lalu, Cina mengumumkan mereka sedang dalam proses menciptakan "bulan buatan" yang cukup terang untuk menggantikan lampu jalan kota pada 2020.

Bersambung ke halaman berikutnya..

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-11-27/china-akan-kirim-satelite-untuk-manipulasi-cuaca/10556998
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement