REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Otoritas Palestina mendorong Liga Arab menggelar pertemuan guna membahas upaya Israel yang hendak menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Arab dan Islam. Menurut Palestina, pertemuan itu cukup mendesak untuk diselenggarakan.
"Ada serangkaian resolusi dan deklarasi Arab serta Islam yang secara eksplisit menyatakan bahwa tidak akan ada normalisasi dengan Israel tanpa solusi untuk masalah Palestina berdasarkan Prakarsa Perdamaian Arab dan keputusan komunitas internasional," ujar penasihat urusan luar negeri Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Shaath, dikutip laman Jerusalem Post, Selasa (27/11).
Shaath melihat bagaimana perkembangan selama beberapa pekan terakhir, yakni bagaimana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi Oman, lalu pertemuan antara Netanyahu dan Presiden Chad Idriss Deby di Yerusalem.
Kemudian saat ini terdapat pembicaraan tentang kemungkinan Israel menjalin hubungan diplomatik dengan Bahrain, Sudan, dan Arab Saudi. "Ini menimbulkan tanda tanya! Karena itu posisi Arab dan Islam perlu diklarifikasi," ujar Shaath.
"Baik Israel dan Amerika Serikat (AS) mengeksploitasi skisma Palestina untuk lebih dekat dengan negara-negara Arab dan Islam," kata Shaath menambahkan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan telah ada perubahan sikap beberapa negara Arab terhadap Israel. Menurutnya, itu adalah hasil dari perjalanan yang dilakukannya ke Oman pada Oktober lalu.
Juru bicara Kantor Perdana Menteri Israel untuk media Arab, Hani Marzouk, mengatakan saat ini Israel berada pada tahap awal untuk menjalin hubungan baru dengan negara-negara Arab. "Israel melihat dunia Arab itu besar, beragam, dan memiliki potensi manusia yang kaya dan ingin menjalin hubunga baik dengan mereka di tingkat ilmiah serta akademis," ucapnya.
Setelah Oman, Marzouk mengatakan Netanyahu akan mengunjungi Bahrain. "Kerajaan Bahrain adalah tujuan selanjutnya untuk Netanyahu," kata dia.
Pemerintah Bahrain telah mengundang Menteri Perekonomian Israel Eli Cohen untuk menghadiri konferensi ekonomi start-up yang dijadwalkan dihelat pada April 2019. Konferensi itu digelar oleh Bank Dunia.
Cohen melihat undangan itu sebagai bagian dari meningkatnya hubungan Israel dengan negara-negara Arab dan Islam yang selama ini belum memiliki hubungan diplomatik resmi. "Saya sendiri menerima undangan pribadi ke Bahrain," ujarnya.
Saat ini Israel hanya memiliki hubungan diplomatik dengan dua negara Arab, yaitu Mesir dan Yordania.