Selasa 27 Nov 2018 23:07 WIB

Myanmar Sita Perahu Bawa Rohingya

Pihak berwajib di Myanmar menyita perahu pembawa 93 orang.

Suasana kamp pengungsi Rohingya Balukhali, Bangladesh,
Foto: Altaf Qadri/AP
Suasana kamp pengungsi Rohingya Balukhali, Bangladesh,

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Pihak berwajib di Myanmar menyita perahu pembawa 93 orang. Mereka diduga warga Rohingya, yang meninggalkan tempat penampungan di negara bagian Rakhine, Myanmar barat.

Perahu itu diyakini berencana ke Malaysia.Kekhawatiran akan gelombang baru perjalanan berbahaya dengan kapal meningkat setelah penumpasan atas penyelundup manusia pada 2015.

Moe Zaw Latt, direktur kantor pemerintah di Dawei, kota pesisir di Myanmar selatan, mengatakan nelayan melaporkan 'perahu mencurigakan' kepada pihak berwajib.

Angkatan laut menghentikan perahu itu pada Ahad dan menahan 93 orang, yang mengatakan berasal dari penampungan Thae Chaung di Sittwe, ibu kota negara bagian Rakhine, katanya.

Thae Chaung terletak sekitar 900 km sebelah baratlaut Dawei dan menampung para pengungsi, sebagian ebsar di antara mereka adalah etnis Rohingya yang tidak memiliki negara.

"Mereka mengatakan melarikan diri dari kamp itu. Mereka mengatakan bermaksud pergi ke Malaysia," kata Moe Zaw Latt.

Foto di media memperlihatkan polisi berjaga-jaga sementara para penumpang -banyak di antara mereka kaum wanita bercadar dan anak-anak- meringkuk di dek perahu itu.

Perahu tersebut menyerupai kapal yang warga etnis Rohingya gunakan untuk melarikan diri dari kondisi seperti apartheid di negara bagian Rakhine, tempat gerakan-gerakan dan akses ke jasa-jasa dibatasi.

Lembaga pengungsi PBB telah mengatakan Myanmar harus mencari solusi termasuk ketiadaan kewarganegaraan bagi Rohingya, yang memandang diri merenka warga asli negara bagian Rakhine.

Myanmar memandang Rohingya sebagai pendatang gelap dari anak benua India dan mengurung puluhan ribu yang tersebar di penampungan di luar Sittwe sejak kekerasan melanda kawasan itu tahun 2012. Lebih 700.000 warga Rohingya melintas ke Bangladesh tahun lalu, melarikan diri karena ketakutan akan penumpasan tentara di negara bagian Rakhine.a

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement