Rabu 28 Nov 2018 10:56 WIB

Pilot Lion Air Berjuang Kendalikan Pesawat Hingga Terjatuh

Pilot berusaha berulang kali menarik hidung pesawat.

Puing pesawat Lion Air PK-LQP JT-610 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (5/11).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Puing pesawat Lion Air PK-LQP JT-610 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (5/11).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pilot Lion Air berjuang untuk mengendalikan pesawat ketika hidung maskapai itu mengarah ke bawah menyusul permasalahan pada sistem sensor pembaca. Pesawat akhirnya tak lagi bisa dikendalikan. Demikian terungkap data dari pesawat Lion Air yang jatuh pada bulan lalu itu di Laut Jawa, seperti dikutip the New York Times, Selasa (27/11).

Rencananya, informasi data perekam yang berisi tentang laporan pendahuluan investigasi kecelakaan akan dirilis pada hari ini. Dalam draf laporan itu disebutkan bagaimana hidung pesawat secara berbahaya mengarah ke bawah lebih dari 20 kali dalam waktu 11 menit.

Pilot berusaha untuk menarik berulang kali sampai akhirnya kehilangan kendali dan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan 610 itu jatuh ke laut.  Data dari kotak hitam itu konsisten dengan teori investigator yang fokus pada sistem komputerisasi maskapai Boeing seri terbaru 737. Pada dasarnya sistem baru ini bertujuan agar hidung pesawat tak terlalu tinggi.

Baca juga,  Penyebab Jatuhnya Lion Ar JT610 Terungkap.

Namun, fatalnya, hidung mengarah ke bawah karena ada masalah pada informasi yang diterima sistem sensor di badan pesawat. "Pilot berjuang terus sampai akhir penerbangan," ujar Kapten Nurcahyo Utomo, Ketua Subkomitte Kecelakaan Penerbangan di Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Usai kecelakaan tersebut, para pilot mengaku khawatir dengan sistem baru yang diinformasikan oleh Boeing tersebut. Sistem itu dikenal dengan nama the Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS). Mereka juga tidak diberitahukan, semisal, terjadi masalah seperti yang dialami Lion Air.

Menurut Boeing, langkah-langkah untuk keluar dari sistem aktivasi bermasalah sebetulnya sudah ada di buku panduan penerbangan manual, sehingga mereka tak perlu menjelaskan secara detail.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement