REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Ivanka Trump, putri tertua Presiden AS Donald Trump dan penasihat Gedung Putih, menolak kasus penggunaan e-mail pribadinya untuk urusan pemerintahan disamakan dengan kasus Hillary Clinton. Saingan ayahnya dalam pemilu 2016 itu juga pernah terjerat kasus serupa.
"Semua e-mail saya disimpan. Tidak ada yang dihapus. Tidak ada upaya untuk menyembunyikan apapun. Tidak ada persamaannya dengan apa yang dibicarakan ayah saya," kata dia kepada ABC News dalam sebuah wawancara yang dirilis pada Rabu (28/11).
Anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat telah menyerukan penyelidikan atas penggunaan e-mail pribadinya. Pekan lalu, sebuah laporan menyatakan Ivanka telah menggunakan e-mail pribadinya hingga 100 kali pada 2017 untuk menghubungi sejumlah pejabat pemerintahan Trump.
Presiden Trump telah berulang kali mengkritik Clinton selama kampanye pemilihan presiden pada 2016 atas penggunaan e-mail dan server pribadi saat Clinton masih menjabat sebagai menteri luar negeri AS. Trump bersumpah untuk menyelidikinya.
The New York Times melaporkan pekan lalu, sesaat setelah Trump menjabat sebagai presiden, ia ingin memerintahkan Departemen Kehakiman AS untuk mengadili Clinton. Namun ia berhasil dibujuk oleh pengacara Gedung Putih untuk tidak melakukannya.
Penggunaan e-mail pribadi untuk urusan pemerintahan berpotensi melanggar undang-undang yang mengharuskan semua catatan presiden disimpan dengan baik. Hal itu juga telah meningkatkan kekhawatiran akan keamanan informasi rahasia atau kemungkinan peretasan.
FBI telah menyelidiki Clinton, tetapi akhirnya menemukan bahwa tidak ada tuntutan pidana yang dibenarkan. Departemen Luar Negeri AS juga menyelidiki dan menemukan bahwa tindakannya telah melanggar peraturan departemen.
Pejabat pemerintahan Trump lainnya, termasuk Wakil Presiden AS Mike Pence ketika masih menjabat sebagai gubernur Indiana dan beberapa mantan menteri luar negeri, juga ditemukan telah menggunakan e-mail pribadi untuk urusan pemerintahan.
Ketua House Oversight Committee, Trey Gowdy, seorang Republikan, telah meminta Gedung Putih untuk memberikan informasi terkait penggunaan e-mail pribadi Ivanka Trump. Kepala Homeland Security Committee Senat, Senator Republik Ron Johnson, juga meminta penjelasan tentang kasus tersebut.