Kamis 29 Nov 2018 20:08 WIB

Senator AS Terus Desak Trump Sanksi Tegas Saudi

Rapat tertutup Senat AS mendesak berakhirnya keterlibatan Trump dalam Perang Yaman.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Nashih Nashrullah
Jamal Khashoggi.
Foto: AP
Jamal Khashoggi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON –  Rapat tertutup Senat Amerika Serikat (AS) dilakukan pada Rabu (28/11) waktu setempat. Menentang Presiden AS Donald Trump, para senator menginginkan sanksi bagi Saudi atas kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. 

Pemungutan suara dari rapat tertutup tersebut diperoleh 63-37, di mana Senat memilih untuk menyerukan pengakhiran keterlibatan AS dalam perang yang dipimpin Saudi di Yaman.

Pemungutan suara tersebut merupakan teguran yang tak hanya ke Saudi, namun juga bagi pemerintahan Trump. Pemerintahan Trump sebelumnya mengatakan tidak ingin merusak hubungan AS dengan Saudi yang sudah lama terjalin hanya karena pembunuhan kolumnis Washington Post ini. 

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan (Menhan) James Mattis hadir dalam rapat tertutup tersebut. Pemungutan suara menunjukkan beberapa senator dari partai Republik bersedia memutuskan hubungan dengan Trump untuk mengekspresikan ketidakpuasan terhadap Saudi.

Kedua Menteri dari kabinet pemerintahan Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman tidak terlibat pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Pompeo dan Mattis yakin Pangeran Mohammed tidak bersalah. "Tidak ada laporan yang menghubungkan bahwa putra mahkota memberikan perintah soal pembunuhan Jamal Khashoggi,” ujar Pompeo, kepada wartawan usai rapat tertutup di Capital Hall pada Rabu (28/11) waktu AS.

Hal serupa juga diutarakan oleh Menhan Mattis. Namun Mattis menegaskan bahwa Amerika Serikat tetap meminta mereka yang bertanggung jawab untuk diadili.

"Kami melihat tidak ada petunjuk yang memperlihatkan putra mahkota terlibat. Baik dari pemeriksaan pihak intelijen ataupun yang lain. Tidak ada petunjuk," tegas Mattis, seperti dikutip Associated Press.

Beberapa senator yang hadir dalam pertemuan itu melihat sebaliknya. "Saya, kita, tidak ada seorangpun di dalam ruangan pertemuan itu, percaya bahwa dia (Pangeran Mohammed) tidak terlibat dalam pembunuhan,” tutur Kepala Komite Kebijakan Luar Negeri Senat AS dari Partai Republik, Bob Corker.

"MBS (Mohammed bin Salman) tidak mau bertanggungjawab atas kematian itu, dia tahu sebenranya akan kematian itu," sebut Corker, yang mempertanyakan hasil penyelidikan awal dari CIA.

Meski demikian, Corker percaya bahwa Senat harus mencari cara untuk mengirim pesan yang tepat kepada Saudi yang menampilkan nilai-nilai Amerika dan kepentingan nasional Amerika.

Pemungutan suara prosedural tersebut telah membentuk perdebatan soal resolusi perang Yaman pekan depan atas kasus Khashoggi. Meski demikian, beberapa senator pun kecewa akan ketidak hadiran Direktur CIA Gina Haspel di rapat kali ini.

Senator News Jersey dari Demokrat, Bob Menendez mengatakan ketidakhadiran Haspel dikarenakan Haspel akan mengutarakan dengan tegas bahwa putra mahkota Saudi terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.

Senator Karolina Selatan, Lindsey Graham mendukung resolusi Yaman dan akan menuntut pernytaan Haspel tetang peneyldiikan Kahshoggi. Senator dari Partai Republik itu mengatakan, dirinya akan menahan suaranya terhadap isu kunci. Ini termasuk pembahasan anggaran pemerintah, hingga Graham menerima penjelasan dari CIA. 

Sementara itu, Sekretaris Pers CIA Timothy Barret mengatakan, tidak ada yang menjauhkan Haspel dari penjelasannya soal kasus Khashoggi. Haspel beberapa pekan lalu, diketahui terbang ke Turki untuk mendengar rekaman suara pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul. 

Barret menyatakan, pihaknya telah memberikan penjelasan singkat kepada koimte intelejen Senat dan para pemimpin Senat. "Kami akan terus memberikan pembaharuan tentang ,asalah penting ini kepada para pembuat kebijakan dan Kongres," ujarnya.

Jamal Khashoggi berusia 59 tahun yang dikenal sebagai pengkritik keras dari Kerajaan Saudi dan MBS. Dia bekerja sebagai koresponden The Washington Post dan sudah berdomisili di Negeri Paman Sam sebagai bagian dari pengasingan dirinya oleh Saudi.

Khashoggi dibunuh saat hendak menyelesaikan berkas pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz menunggu di luar konsulat Saudi saat pembunuhan terjadi di 2 Oktober lalu.

 

 

 

 

 

 

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement