REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Ribuan guru sekolah negeri di Australia Selatan mogok mengajar setengah hari pada Kamis (29/11). Aksi itu dilakukan setelah perundingan perbaikan kesejahteraan mengalami jalan buntu.
Kawasan Flinders Street di Adelaide terpaksa ditutup dan hampir 200 sekolah juga tidak beroperasi. Polisi tampak sibuk mengatasi arus lalu-lintas sementara para guru meneriakkan yel-yel mereka.
Ketua Serikat Buruh Pendidikan Australia Selatan Howard Spreadbury menyambut baik tingginya partisipasi guru dalam aksi mogok ini. Seorang guru SMA Adrian Mann mengecam langkah pemerintah negara bagian yang hanya fokus pada infrastruktur sekolah dibandingkan program bagi siswa terkebelakang.
Guru kontrak Teresa Tsouvallas mengatakan, rekan-rekannya menginginkan status permanen. Menteri Perbendaharaan Negara Australia Selatan Rob Lucas kepada ABC mengatakan 700 sekolah lainnya di sana tetap beroperasi.
"Pemerintah - pembayar pajak - mengalokasikan tambahan 200 juta dolar AS untuk sekolah tahun ini dan akan ada tambahan lagi 500 juta dolar AS," kata Lucas.
Lucas bersikukuh bahwa pemerintah tidak akan mengubah fokusnya untuk peningkatan literasi di sekolah-sekolah. Spreadbury mengatakan sebagian besar guru mendukung aksi serikat buruh ini.
"Umumnya tempat-tempat yang tetap beroperasi itu bukan sekolah. Melainkan taman kanak-kanak," katanya.
Sekolah yang tetap buka, katanya, menyesuasikan program pelajarannya dengan tenaga sangat terbatas karena sebagian besar ikut dalam aksi mogok.
Spreadbury menambahkan akan lebih banyak lagi aksi mogok ke depannya. "Jika kami tidak mendapatkan hasil dari perundingan berikutnya, maka pengurus akan mempertimbangkan tindakan lebih lanjut," katanya.
Serikat buruh dan pemerintah dijadwalkan bertemu Kamis siang. Aksi mogok juga terjadi di berbagai sekolah wilayah pedalaman Australia Selatan.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.