Jumat 30 Nov 2018 12:55 WIB

JK Lakukan Pertemuan Bilateral dengan Turki dan Arab Saudi

Pertemuan bilateral ini akan dilakukan di sela-sela KTT G20

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Jusuf Kalla
Foto: AP/ Olivier Matthys
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES --  Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, dan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammad Bin Salman. Pertemuan bilateral ini akan dilakukan di sela-sela kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Buenos Aires, Argentina.

Jusuf Kalla mengatakan, kedua pemimpin negara tersebut meminta bertemu dengan dirinya. Jusuf Kalla mengatakan, pertemuan bilateral tersebut akan membicarakan isu-isu untuk mempererat hubungan dua negara.

“Tentu pembicaraan belum bisa diungkapkan sebelum berbicara, karena mereka yang meminta kami bertemu. (Namun) kita sudah bisa memperkirakan pembicaraan nanti. Tapi biasalah (tentang) bagaimana mempererat hubungan dua negara, dan isu-isu bilateral terhadap dua belah pihak,” ujar Jusuf Kalla dalam siaran pers, Jumat (30/11).

Pertemuan tingkat tinggi G20 akan berlangsung selama dua hari yakni pada 30 November 2018 - 1 Desember 2018. Pertemuan akan dimulai dengan kedatangan pemimpin negara, foto bersama, rapat-rapat pleno dan juga pertunjukan budaya dan makan malam bersama segenap pemimpin negara G20. 

Organisasi G20 adalah kelompok ekonomi 20 terbesar di dunia. Saat ini, 20 negara tersebut menguasai 60 persen kue ekonomi dan perdagangan dunia. Tajuk pertemuan tahun ini adalah Membangun Kesepakan untuk Pembangunan yang Adil dan Berkelanjutan. Jusuf Kalla akan memimpin delegasi Indonesia pada sejumlah rapat pleno.

Salah satu agenda utama Indonesia yang akan digawangi langsung oleh Jusuf Kalla adalah posisi Indonesia terhadap perang dagang dunia khususnya antara Amerika dan Cina yang sedang terjadi. Pembahasan lainnya akan menyinggung soal penguatan daya tawar dan posisi Indonesia di G20, kemungkinan Indonesia menjadi penengah di perdebatan perang dagang ini, dan potensi investasi global di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement