REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Argentina berharap dapat melihat konsensus tentang perdagangan dan pemanasan global pada KTT Kelompok 20 (G20) yang dimulai Jumat waktu setempat di Buenos Aires.
"Pertemuan G20 di Buenos Aires ini akan menjadi peluang besar bagi kekuatan-kekuatan utama untuk duduk di meja yang sama membahas isu-isu global saat ini dan tantangan masa depan yang dihadapi dunia," kata Menteri Luar Negeri Argentina Jorge Faurie, Kamis (29/11) dalam wawancara dengan stasiun radio lokal Mitre.
"Dalam situasi ketegangan yang sulit di dunia di tengah-tengah transisi, di mana sistem internasional sedang mendefinisikan kembali dirinya sendiri, konsensus tidak selalu mudah dicapai," ujarnya menambahkan.
Ia mengatakan kesepakatan dapat tercapai dengan menyatukan pandangan dari berbagai negara untuk menemukan titik-titik yang sama, dan dengan cara itu bersama-sama mengidentifikasi kebijakan publik konkrit yang dapat diterapkan secara terkoordinasi. "Sebagai negara berkembang, kami tahu kami sangat terpengaruh oleh situasi global, jadi kami mendorong koordinasi global sehingga kepentingan semua dilindungi, tanpa meninggalkan siapa pun," katanya.
KTT ini akan mengumpulkan para pemimpin negara-negara maju dan berkembang utama di dunia untuk membahas tentang pemerintahan global. Tuan rumah Amerika Selatan telah menggarisbawahi tiga bidang prioritas untuk agenda G20: "masa depan kerja", "infrastruktur untuk pembangunan", dan "masa depan pangan yang berkelanjutan".
Anggota G20 mewakili 85 persen dari PDB global, dua pertiga populasi dunia, dan 75 persen perdagangan internasional. G20 terdiri atas 19 negara dan Uni Eropa. Ke-19 negara tersebut adalah Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Cina, Jerman, Prancis, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris dan Amerika Serikat.
Baca: Pembatalan Pertemuan Trump dan Putin Mendadak