REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING— Cina pada Jumat (30/11) mengaku telah memberi peringatan keras kepada Amerika Serikat (AS) atas keberadaan kapal Angkatan Laut AS di Laut Cina Selatan.
Ketegangan antarkedua negara di Laut Cina Selatan semakin meningkat setelah AS dan Cina terlibat dalam perang dagang.
Kapal penjelajah AS yang dipandu oleh rudal USS Chancellorsville berlayar di dekat Kepulauan Paracel pada Senin (26/11).
Armada Pasifik AS mengatakan dalam sebuah pernyataan, keberadaan kapal itu untuk menantang klaim maritim berlebihan Cina atas wilayah itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang, mengatakan kapal AS telah memasuki perairan Cina tanpa izin. Cina telah memastikan tindakan keras akan hal itu.
Militer Cina mengaku telah mengirim kapal dan pesawat untuk mengawasi kapal AS dan memperingatkannya agar pergi.
Pelayaran Chancellorsville adalah yang terbaru dalam apa yang disebut AS kebebasan operasi navigasi. AS menilai Cina membatasi kebebasan di perairan itu.
Secara khusus, AS telah mengkritik pembangunan oleh Cina atas pulau-pulau di Laut Cina Selatan. Cina juga membangun instalasi fasilitas militer.
Cina mengklaim "kedaulatan yang tak terbantahkan" atas sebagian besar Laut Cina Selatan dan pulau-pulau di dalamnya. Cina menuduh AS meningkatkan ketegangan militer dengan kehadiran angkatan lautnya di perairan itu.
Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam juga mengklaim Laut Cina Selatan. Perdagangan yang terjadi di jalur itu menghasilkan sekitar 5 triliun dolar AS setiap tahunnya. Taiwan juga memiliki klaim serupa.