Sabtu 01 Dec 2018 05:03 WIB

Getaran Seismik Aneh Terdeteksi di Sejumlah Negara

Meski jangkaunnya luas, namun gempa ini tak dirasakan oleh siapapun.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Gempa. Ilustrasi
Foto: Reuters
Gempa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAYOTTE -- Tepat sebelum pukul 09.30 pagi pada 11 November lalu, serangkaian getaran seismik aneh terdeteksi di sejumlah negara di seluruh dunia. Getaran itu terjadi selama lebih dari 20 menit, memancar sekitar 15 mil dari pantai Mayotte, sebuah pulau kecil di Samudera Hindia antara Madagaskar dan Afrika.

Dari wilayah itu, getaran bergema ke seluruh Afrika, berangkat dari sensor geologi di Zambia, Kenya, dan Ethiopia. National Geographic melaporkan, getaran itu melintasi Atlantik, dan kemudian sampai ke Cile, Selandia Baru, Kanada, bahkan Hawaii hampir 11 ribu mil jauhnya.

Meskipun jangkauannya sangat besar, getaran ini tampaknya tidak dirasakan oleh siapa pun. Namun, ilmuwan yang memantau seismogram dari US Geological Survey telah melakukan pengamatan terhadap bentuk getaran itu dan mengunggahnya ke Twitter.

Akun @matarikipax mengunggah bentuk gelombang getaran tersebut dan menggambarkannya sebagai sinyal seismik yang aneh dan tidak biasa. Bukan hanya kekuatan getaran seismiknya yang membuat bingung para ilmuwan, tetapi juga bentuk gelombangnya yang aneh.

Pada gempa bumi biasa, benturan cepat dari gerakan lempeng tektonik mengirimkan getaran yang terdiri dari beberapa jenis gelombang yang bergerak dengan kecepatan berbeda dari episentrum gempa.

Seismograf mengukur gelombang tercepat lebih dulu (gelombang primer atau P), kemudian gelombang sekunder (gelombang S), dan akhirnya gelombang-gelombang permukaan frekuensi rendah yang lebih lambat. Dalam gempa kuat, getaran ini bisa bergerak melintasi permukaan planet beberapa kali.

Pola getaran yang terdeteksi pada 11 November lalu itu menyerupai getaran yang bergerak lambat yang biasanya terlihat setelah gempa besar. Hanya, dalam hal ini, tidak ada gempa yang terjadi.

Bentuk getaran yang aneh ini disebut para ilmuwan sebagai "monokromatik". Gempa bumi biasanya menghasilkan gelombang dengan banyak frekuensi yang berbeda, namun getaran ini tampak lebih teratur.

Bentuk getaran misteri dari Mayotte adalah zigzag yang berulang setelah interval 17 detik yang stabil. “Getaran ini terlalu bagus. Getaran ini terlalu sempurna untuk terjadi secara alami,” ujar Helen Robinson dari Universitas Glasgow, yang menekuni bidang vulkanologi terapan, dikutip The Independent.

Berbicara kepada National Geographic, dia mengatakan alasan pulau Mayotte yang dijadikan sumber industri seperti pengeboran minyak atau dari ladang pembangkit listrik tenaga angin, dapat dikesampingkan.

Pendiri UK Earthquake Bulletin (UKEQ), Jamie Gurney, mengatakan dia tidak tahu jika getaran serupa seperti ini pernah diamati sebelumnya. Jadi, apa yang menyebabkan terjadinya getaran lambat tak biasa ini? Mungkinkah itu serangan meteor? Uji coba senjata ilegal? Monster laut yang belum ditemukan sebelumnya?

Terlepas dari misteri yang ada, para ilmuwan telah memiliki petunjuk terkait peristiwa seismik ini. Mayotte, pulau milik Prancis yang berpenghuni, terbentuk sebagai akibat dari letusan gunung berapi sekitar 4.000 tahun yang lalu. Tetapi sejak saat itu, gunung berapi di daerah tersebut tidak aktif.

Namun, sejak Mei tahun lalu, negara kepulauan itu telah diguncang oleh ratusan gempa bumi, yang semuanya berpusat dari lepas pantai dan yang terbesar berkekuatan 5,8 skala Richter. Pulau ini diyakini bergerak sekitar dua inci ke tenggara setiap tahunnya.

Menurut analisis yang dilakukan oleh French Geological Survey, aktivitas seismik baru mungkin berasal dari pergerakan magma yang sangat besar di bawah kerak bumi. Pengukuran GPS dari gerakan lambat Mayotte menunjukkan magma berukuran sekitar sepertiga mil kubik melakukan dorongan melalui bawah permukaan, dan ini bisa menjadi sumber dari getaran aneh itu  "Saya tidak berpikir saya pernah melihat (getaran) yang seperti itu," kata Göran Ekström, seorang ahli seismologi di Universitas Columbia.

Teori lain adalah, telah terjadi letusan gunung berapi bawah laut yang akan mampu menghasilkan getaran, meski tidak ada bukti dari peristiwa seperti itu. Walaupun penyebab definitif dari kondisi di daerah tersebut masih belum diketahui, French Geological Survey berencana untuk melakukan survei dasar laut untuk mendapatkan informasi rinci tentang wilayah itu, serta menyelidiki kemungkinan telah terjadi ledakan kapal selam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement