REPUBLIKA.CO.ID, ALJIR --- Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman (MBS) tiba di Aljazair pada Ahad (2/12) dari Mauritania. MBS melanjutkan tur ke negara-negara Arab setelah menghadiri KTT G20 di Argentina.
Kantor berita negara APS mengatakan Perdana Menteri Aljazair Ahmed Ouyahia menyambut MBS di ibu kota Aljir. Sebelum menghadiri KTT G20, pewaris tahta Arab Saudi itu telah mengunjungi Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, dan Tunisia.
Dalam perjalanannya ke Aljazair, MBS sempat berhenti di Mauritania. Arab Saudi berjanji membangun rumah sakit besar di ibu kota Mauritania, Nouakchott.
MBS sedang melakukan perjalanan pertamanya ke luar negeri sejak pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul Oktober lalu. Kasus itu telah menekan hubungan Arab Saudi dengan Barat dan merusak citra MBS di luar negeri.
Arab Saudi mengatakan MBS tidak mengetahui rencana pembunuhan itu. Setelah memberikan banyak penjelasan yang kontradiktif, Riyadh pada bulan lalu mengatakan bahwa Khashoggi telah terbunuh dan jasadnya dimutilasi. Pembunuhan terjadi karena negosiasi untuk membujuk Khashoggi kembali ke Arab Saudi gagal.
Investasi dan hubungan perdagangan Aljazair-Saudi, terutama di sektor minyak dan petrokimia, akan dibahas selama kunjungan itu. Aljazair adalah salah satu negara Arab yang memiliki hubungan baik dengan Arab Saudi dan Iran, keduanya sesama anggota OPEC. Aljazair juga memiliki hubungan yang kuat dengan Qatar, di mana Arab Saudi dan tiga negara Arab lainnya memutuskan hubungan perdagangan dan transportasi pada Juni. Aljazair juga berhubungan baik dengan Turki di mana Turki bersitegang dengan Arab Saudi karena kasus pembunuhan Khashoggi.
Berbeda saat kunjungannya ke Tunisia, kedatangan MBS ke Aljazair tidak disambut dengan aksi demonstrasi. Hal itu karena demonstrasi dilarang di Aljazair.
Tetapi sekelompok wartawan dan intelektual terkemuka menulis surat terbuka yang menentang kunjungannya. Mereka mengatakan kunjungan itu tidak etis dan tidak pantas secara politis.