REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan Amerika Serikat (AS) tidak akan bisa menghentikan negaranya dalam mengekspor minyak. Menurutnya, bila Iran tidak dapat mengekspor minyaknya, negara-negara Teluk lainnya akan mengalami hal serupa.
"Amerika harus tahu bahwa kami menjual minyak kami dan akan terus menjualnya dan mereka tidak dapat menghentikan ekspor minyak kami," ujar Rouhani dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi negara pada Selasa (4/12).
Ia mengungkapkan setiap langkah untuk mencegah pengiriman minyak mentah Iran yang melewati Teluk akan berdampak pada negara-negara lain di kawasan. Oleh sebab itu, jika Iran tak dapat mengekspor minyaknya, negara-negara Teluk akan mengalaminya juga.
AS telah menjatuhkan sanksi kepada Iran pascamundur dari kesepakatan nuklir Iran atau dikenal dengan istilah Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Sanksi tersebut salah satunya bertujuan menekan dan mengurangi ekspor minyak Iran.
AS berharap sanksi tersebut dapat mengekang program rudal nuklir milik Teheran. Program itu pula yang menjadi alasan AS menarik diri dari JCPOA.
Baca juga, AS Ingin Menghapus Iran dari Pasar Minyak Dunia.
Iran sendiri telah menegaskan akan terus melanjutkan uji coba rudalnya. "Uji coba rudal dilakukan untuk pertahanan serta pencegahan negara dan kami akan melanjutkan hal ini;" kata juru bicara angkatan bersenjata Iran Brigadir Jenderal Abolfazi Shekarchi akhir pekan lalu.
Menurutnya Iran tak perlu meminta izin siapa pun untuk mengembangkan kemampuan rudalnya. "Kami akan terus mengembangkan dan menguji rudal. Ini di luar kerangka (negosiasi) dan bagian dari keamanan nasional kami, yang kami tidak akan meminta izin negara mana pun," kata Shekarchi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi juga menyatakan hal senada. Ia mengatakan rudal yang dikembangkan negaranya murni untuk kepentingan pertahanan. "Tidak ada resolusi Dewan Keamanan yang melarang program rudal dan uji coba rudal oleh Iran," ujarnya.