Selasa 04 Dec 2018 16:49 WIB

AS Desak Eropa Sanksi Program Rudal Iran

Iran dinilai sebagai ancaman serius.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
(Ilustrasi) Rudal jarak menengah Iran, Zolfaghar.
Foto: EPA/ABEDIN TAHERKENAREH
(Ilustrasi) Rudal jarak menengah Iran, Zolfaghar.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mendesak Uni Eropa menerapkan sanksi yang membidik program rudal balistik Iran. Washington menilai rudal Iran merupakan ancaman serius.

"Kami ingin melihat Eropa memindahkan sanksi yang menargetkan program rudal Iran," ujar utusan khusus AS untuk Iran Brian Hook saat melakukan perjalanan ke Brussels untuk menghadiri pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dikutip laman Al Araby pada Senin (3/12).

Ia mengatakan, setelah AS mundur dari kesepakatan nuklir Iran, Presiden Donald Trump mengampanyekan tekanan maksimum terhadap Teheran. Namun hal itu bisa efektif jika lebih banyak negara menjatuhkan sanksi kepada Iran.

"Ini (rudal Iran) adalah ancaman serius dan meningkat, dan negara-negara di seluruh dunia, tidak hanya Eropa, perlu melakukan semua yang mereka bisa untuk menargetkan program rudal Iran," ujar Hook.

Baca juga, PBB Bahas Tuduhan Iran Uji Coba Rudal.

Menurut Hook saat ini kemajuan tengah dibuat agar sekutu NATO mempertimbangkan proposal untuk menargetkan individu atau entitas yang memainkan peran kunci dalam program rudal nuklir Iran. Kendati demikian Hook tak memperinci tentang kemajuan tersebut.

Akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuding Iran menguji rudal jarak menengah yang mampu membawa hulu ledak ganda. Rudal itu disebut mampu menyerang sejumlah bagian mencolok Eropa dan seluruh Timur Tengah.

Menurut Pompeo tindakan Iran telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB 2231. Resolusi itu mengesahkan kesepakatan nuklir Iran yang ditandatangani negara-negara kekuatan dunia dengan Teheran.

Tak hanya AS, Prancis pun mengecam uji coba rudal oleh Iran. Paris menyatakan hal itu jelas melanggar resolusi PBB. Prancis menyerukan kepada Iran untuk segera menghentikan semua kegiatan terkait dengan pengembangan rudal balistik dan senjata nuklirnya. (Kamran Dikarma)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement