Selasa 04 Dec 2018 17:18 WIB

Houthi Hadiri Pembicaraan Damai dengan Saudi

Perundingan diyakini akan dimulai besok.

Gerilyawan Houthi (ilustrasi)
Foto: EPA/Yahya Arhab
Gerilyawan Houthi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Delegasi  Houthi diperkirakan akan berangkat ke Swedia pada Selasa (4/12) untuk menghadiri pembicaraan damai dengan koalisi Saudi. Pembicaraan damai itu didukung oleh PBB. Pembicaraan damai yang dijadwalkan pada September lalu telah gagal dilakukan karena Houthi tidak hadir.

Seorang pejabat Houthi mengatakan kepada kantor berita Reuters, tim mereka akan melakukan perjalanan dengan pesawat Kuwait dan didampingi utusan khusus PBB Martin Griffiths yang tiba di ibu kota Houthi, Sanaa, Senin (4/12).

Pihak-pihak yang bertikai diperkirakan akan bersidang di Swedia pada Rabu untuk membahas kerangka kerja perdamaian. Termasuk langkah-langkah membangun kepercayaan dan badan pemerintahan transisional.

Sebelumnya senat Amerika Serikat (AS) akan mempertimbangkan resolusi untuk mengakhiri dukungan AS bagi perang Yaman. Kemarahan atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul telah meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan Riyadh di wilayah tersebut.

Baca juga,  Houthi Kembali Tembakan Rudal ke Saudi, 26 Orang Terluka. 

Barat yang memberikan bantuan senjata dan intelijen kepada koalisi menuntut tindakan atas perang Yaman. Jerman, Denmark dan Swedia telah menangguhkan ekspor senjata ke Arab Saudi atas pembunuhan Khashoggi dan perang Yaman.

AS juga menghentikan dukungan untuk pengisian bahan bakar pesawat tempur koalisi.

Koalisi yang didukung Barat campur tangan dalam perang Yaman pada 2015 untuk memulihkan pemerintahan internasional Abd-Rabbu Mansour Hadi. Hadi digulingkan dari Sanaa pada 2014.

Konflik yang dilihat sebagai perang proksi antara Riyadh dan Teheran ini telah menyebabkan lebih dari 8 juta warga Yaman berada di ambang kelaparan. PBB telah memperingatkan bahwa angka itu bisa meningkat menjadi 14 juta orang.

Menteri Urusan Luar Negeri UEA Anwar Gargash mengatakan pada  Selasa bahwa pembicaraan damai di Swedia adalah "kesempatan kritis" untuk menemukan resolusi politik. "Solusi politik  menawarkan kesempatan terbaik untuk mengakhiri krisis saat ini. Negara yang stabil, penting bagi kawasan itu, orang tidak dapat hidup berdampingan dengan milisi yang melanggar hukum," katanya.

Kementerian luar negeri Swedia belum mengumumkan lokasi perundingan. Perundingan akan fokus pada pembukaan kembali bandara Sanaa, pertukaran tahanan dan gencatan senjata di kota pelabuhan Hodeidah, garis hidup bagi jutaan orang.

Pada 2016, PBB merilis data korban tewas dari konflik Yaman mencapai lebih dari 10 ribu orang. Sementara itu sebuah badan yang mendata kekerasan di Yaman, Armed Conflict Location & Event Data Project, mengatakan sekitar 57 ribu orang  dilaporkan tewas sejak awal 2016.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement