REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari 730 ribu warga Rohingya melarikan diri dari negara bagian Rakhine di Myanmar setelah terjadi pembantaian pada Agustus lalu. Saat ini, mereka tinggal di kamp pengungsi Bangladesh yang padat.
Namun, Menteri Agama Myanmar, Thura Aung Ko mengatakan bahwa pengungsi Muslim Rohingya yang tinggal di kamp Bangladesh sedang dicuci otak untuk membuat gerakan terselubung di Myanmar. Dia menuduh etnis Rohingya dicuci otak oleh Pemerintah Bangladesh untuk menguasai Myanmar yang notabene berpenduduk mayoritas Buddha.
“Mereka (Bangladesh) di kamp-kamp, juga memberi makan dan mencuci otak pemuda Bengali (etnis Rohingya) untuk benar-benar membuat gerakan. Mereka akan berbaris di Myanmar,” ujar Thura Aung Ko dikutip dari Reuters, Rabu (5/12).
Sementara itu, ketua organisasi Umat Islam yang berbasis di Yangon, San Aung menyayangkan pernyataan Menteri Agama Myanmar tersebut. Menurut dia, komentar yang dilontarkan Thura Aung Ko sangat menyedihkan.
"Sebagai Menteri Agama, dia tidak boleh membuat pernyataan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," kata San Aung.