Rabu 05 Dec 2018 10:04 WIB

Presiden Iran: AS Telah 11 Kali Minta Negosiasi

Semua permintaan AS untuk bernegosiasi ditolak Iran.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan Amerika Serikat (AS) berusaha bernegosiasi dengan negaranya setidaknya 11 kali dalam dua tahun terakhir. Rouhani menegaskan semua upaya AS mengajak Iran bernegosiasi tersebut ia tolak.

"Jika Anda pikir Amerika menang, ketahui hari ini Iran pemenangnya dan Trump telah dikalahkan," kata Rouhani dalam komentar yang dikutip kantor berita Republic of Iran Broadcasting (IRIB), Rabu (5/12).

Meningkatnya ketegangan antara kedua negara terjadi setelah Presiden AS Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran 2015 pada Mei lalu. Alasan Trump menarik AS dari kesepakatan tersebut untuk menekan program misil dan pengaruh Iran di Timur Tengah.

"Tahun lalu Amerika meminta negosiasi delapan kali secara langsung dan tahun ini tiga kali secara tidak langsung yang mana tidak kami terima berdasarkan harga diri rakyat," kata Rouhani.

Departemen Luar Negeri AS tidak segera memberikan komentar tentang pernyataan Rouhani tersebut. Rouhani tidak memberitahu persoalan apa yang ingin dinegosiasikan AS.

Ia juga tidak menjelaskan apakah yang ia maksud dalam rentang dua tahun itu menggunakan kalender internasional atau Iran. Pada tahun ini, kalender Iran dimulai pada Maret.

Pada Juli, Trump mengatakan ia ingin bertemu dengan Rouhani tanpa syarat untuk membicarakan bagaimana mereka bisa memperbaiki hubungan kedua negara. Hal itu terutama setelah ia menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran 2015 yang saat itu mencabut sanksi ekonomi Iran.

"Jika mereka mau bertemu, saya akan temui," kata Trump.

Pejabat senior dan komandan militer menolak penawaran Trump tersebut. Mereka mengatakan penawaran itu tidak ada artinya. Hal itu karena kata-kata Trump berkontradiksi dengan perbuatannya yang memberlakukan kembali sanksi ekonomi ke Iran.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement