REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI – Belasan rakyat Libya memprotes serangan udara AS terhadap tersangka militan Alqaeda di gurun barat daya negara itu pada Selasa (4/12) lantaran warga sipil telah menjadi sasaran atas serangan tersebut.
Anggota suku Tuareg, yang tinggal di daerah itu melakukan protes pada Selasa (4/12), menyerukan kepada pemerintah yang bermarkas di Tripoli untuk segera melakukan penyelidikan atas serangan itu.
Para pengunjuk rasa yang di antaranya wanita dan anak-anak, mengangkat pamflet yang mengatakan "Africom menyerang warga sipil", dan "Africom membunuh anak-anak lelaki kami," kata saksi dan peserta, dilansir dari Reuters pada Rabu (5/12).
Para jihadis yang terkait dengan Alqaeda dan Negara Islam telah mencari perlindungan di padang pasir selatan Libya yang luas ketika negara itu berjuang untuk memulihkan stabilitas tujuh tahun setelah pemberontakan yang menggulingkan Muammar Gaddafi.
Sebelumnya, Komando Afrika-AS (Africom) pada Kamis (29/11) mengatakan telah menewaskan 11 gerilyawan Alqaeda di dekat kota al-Uwaynat dalam serangan ketiga sejak Maret di cabang Afrika Utara kelompok militan Al-Qaeda Maghreb Islam (AQIM).
Serangan dekat perbatasan Aljazair telah menghancurkan tiga kendaraan, Africom mengatakan dalam pernyataannya pekan lalu, bahwa pada saat itu mereka telah menilai "tidak ada warga sipil yang terluka atau terbunuh," katanya.