REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Delegasi dari Pemerintah Yaman berangkat ke Swedia pada Rabu (5/12) untuk menggelar pembicaraan damai dengan perwakilan kelompok Houthi. Ini merupakan upaya baru untuk mengakhiri perang yang telah membawa kehancuran ekonomi dan kelaparan di Yaman.
Seorang pejabat Yaman mengatakan, tim mewakili pemerintah yang diakui secara internasional Abd-Rabbu Mansour Hadi berangkat dari ibu kota Arab Saudi, Riyadh. Ini perundingan pertama mereka sejak 2016.
Baca juga, PBB akan Gelar Perundingan Damai Yaman.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, pemimpin koalisi yang didukung Barat memerangi Houthi untuk memulihkan pemerintahan Hadi.
Namun belakangan, sekutu Barat telah meningkatkan tekanan pada koalisi Saudi untuk menemukan cara dalam mengakhiri konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan lebih dari 8 juta orang di ambang kelaparan.
Kasus pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul, juga membuat dunia Barat memfokuskan kembali perhatiannya pada perang Yaman dan melakukan pengawasan atas kegiatan Arab Saudi di wilayah tersebut.
Utusan khusus PBB Martin Griffiths melakukan beberapa langkah untuk membangun kepercayaan sebelum perundingan dimulai, termasuk di antaranya mengevakuasi anggota Houthi yang terluka. Ini sebagai syarat agar kelompok itu bersedia menghadiri pembicaraan di Swedia.
Sementara delegasi Houthi telah tiba di Swedia pada Selasa (4/12). Pada perundingan September lalu, Houthi tidak hadir sehingga pembicaraan tidak dapat dilakukan. Dialog putaran terakhir ini akan fokus pada langkah-langkah membangun kepercayaan dan pembentukan badan pemerintahan transisional.