REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Palestina telah meminta Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) melindungi Masjid Ibrahimi di Kota Hebron. Hal itu dilakukan setelah pemukim Yahudi Israel melaksanakan ritual di masjid tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Palestina pada Selasa (4/12), disebutkan bahwa para pemukim Yahudi Israel mendirikan kandil di atap Masjid Ibrahimi. Peristiwa itu terjadi sehari sebelumnya, yakni ketika umat Yahudi merayakan hari raya Hannukah.
Kementerian Luar Negeri Palestina pun mengatakan para pemukim Yahudi Israel memasuki area masjid dan mendirikan tenda di dalamnya. Kemudian mereka melakukan ritual peribadatan.
Menurut Palestina tindakan para pemukim Yahudi Israel telah mengabaikan keputusan UNESCO. "(Keputusan) itu menuntut penghentian penargetan situs arkeologi dan agama di wilayah Palestina," kata Kementerian Luar Negeri Palestina, dikutip laman Anadolu Agency.
Masjid Al-Haram Al-Ibrahimi di Hebron
Palestina meminta komunitas dan organisasi internasional yang relevan turut bertindak cepat guna melindungi tempat atau situs-situs suci keagamaan. Pada Juli 2017, Komite Warisan Dunia yang berafiliasi dengan UNESCO telah menetapkan Masjid Ibrahimi sebagai situs warisan dunia Palestina. Baik Muslim maupun Yahudi mengagungkan masjid tersebut karena diyakini menandai situs pemakaman para nabi Ibrahim, Ishak, dan Yakub.
Pada 1994, Israel membagi kompleks Masjid Ibrahimi untuk Muslim dan Yahudi. Langkah itu dilakukan setelah Yahudi esktremis Baruch Goldstein membantai 29 jamaah Palestina yang tengah salat di masjid itu.
Tahun lalu, Pemerintah Israel melarang Masjid Ibrahimi mengumandangkan azan.Tindakan itu dilakukan Israel sebanyak 645 kali. Wilayah Hebron sendiri telah menjadi rumah bagi sekitar 160 ribu Muslim Palestina dan sekitar 500 pemukim Yahudi.