Jumat 07 Dec 2018 22:23 WIB

Donald Trump Ajukan Calon Dubes AS untuk PBB

Heather Nauert dinilai tak punya pengalaman kebijakan dan politik.

Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Donald Trump akan mencalonkan Juru Bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert menjadi duta besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dengan memilih Heather, Trump dianggap menempatkan seseorang yang sebelumnya tidak punya pengalaman soal kebijakan dan politik untuk menangani berbagai masalah paling rumit, yang dihadapi dunia. Keputusan itu diperkirakan diumumkan pada Jumat, kata kedua pejabat tersebut, yang tak ingin disebutkan jati dirinya.

Untuk resmi menjabat sebagai Dubes di PBB, Heather harus mendapatkan pengesahan dari Senat AS. Heather adalah mantan koresponden Fox News Channel.

Ia menjadi juru bicara Departemen Luar Negeri pada April 2017 dan awal tahun ini ditunjuk sebagai wakil menteri sementara untuk urusan diplomasi publik. Jika disahkan, Heather (48 tahun) akan menggantikan Nikki Haley, yang pada Oktober mengatakan dirinya akan meninggalkan jabatan PBB itu pada akhir tahun ini. Belum ada kejelasan soal apakah duta besar PBB akan tetap masuk dalam jajaran Kabinet seperti pada waktu Nikki menjabat.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan ada pembicaraan di kalangan dalam bahwa jabatan itu tidak lagi diinginkan berada di tingkat kabinet. Heather, yang awal tahun ini dipertimbangkan akan dijadikan pengganti Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders, memperoleh pengalaman diplomasi dengan bekerja di Departemen Luar Negeri. Namun, ia kurang memiliki pencapaian dalam bidang politik dan kebijakan seperti halnya Nikki, yang merupakan mantan gubernur Carolina Selatan.

Jika ditetapkan sebagai Dubes untuk PBB, Heather akan menghadapi berbagai tantangan, termasuk membela upaya-upaya AS dalam membendung pengaruh Iran di Timur Tengah. Tantangan lain adalah memastikan badan dunia tersebut untuk mempertahankan penerapan sanksi-sanksi terhadap Korea Utara sementara Washington berupaya merundingkan agar program nuklir dan peluru kendali Pyongyang diakhiri.

Trump kerap mengkritik PBB. Ia mengeluh soal kerugian yang ditimbulkan badan dunia itu terhadap Washington. Ia juga mengkritik PBB karena terlalu memusatkan perhatian pada birokrasi dan proses dibandingkan hasil.

Namun, Trump juga telah memanfaatkan PBB untuk berupaya memajukan agenda kebijakan luar negerinya terkait Iran dan Korea Utara.

Pemerintahannya juga sudah menjalankan upaya melalui PBB untuk menemukan penyelesaian politik atas perang di Suriah dan Yaman, yang akan menjadi tantangan bagi Heather.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement