Sabtu 08 Dec 2018 17:19 WIB

Pertarungan Hidup-Mati ISIS di Hajin

ISIS dikhawatirkan dapat sewaktu-waktu kembali ke Irak.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Gerakan ISIS (ilustrasi)
Foto: VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Setahun setelah dikalahkan dari Irak dalam perang, kelompok ISIS berjuang untuk mempertahankan wilayah terakhirnya di Hajin, Suriah timur. Mereka masih terlibat dalam pertempuran mematikan dengan pasukan yang didukung AS.

Para militan terpojokkan di padang pasir dekat perbatasan Irak dan tidak memiliki tempat untuk lari. Pertempuran di Hajin telah berlangsung selama tiga bulan. Perperangan itu menunjukkan sulitnya memberantas kelompok ekstremis yang bertekad untuk tetap bertahan hidup.

Di Irak, ada kekhawatiran yang meningkat bahwa kelompok itu sewaktu-waktu dapat kembali. Militan ISIS baru-baru ini telah meluncurkan serangan mematikan terhadap pasukan keamanan Irak, serta menculik dan membunuh warga sipil, sebagian besar di empat provinsi utara dan tengah yang pernah menjadi bagian dari kekhalifahan mereka

"Masih ada bahaya besar bagi Irak dan Suriah terutama di daerah-daerah yang dekat dengan perbatasan ketika menyangkut ISIS," kata seorang pejabat senior intelijen Irak yang berbicara secara anonim.

Baca juga, ISIS Tewaskan Puluhan Petempur yang Didukung AS.

Dia mengatakan, ISIS telah kehilangan sebagian besar pendapatan yang pernah mereka hasilkan dari minyak dan pajak yang dikenakan di daerah mereka. Menurutnya, pendapatan ISIS digunakan untuk membeli senjata dan membiayai serangan di Irak dan Suriah.

Kelompok itu sekarang bergantung pada penjualan emas dan cadangan lainnya yang telah mereka kumpulkan setelah mengumumkan kekhalifahan pada Juni 2014.

Pejabat intelijen Irak lainnya mengatakan, ISIS telah mulai merestrukturisasi komandonya. ISIS juga lebih mengandalkan komandan non-Irak setelah sebagian besar pemimpinnya tewas dalam serangan koalisi.

Kelompok ISIS pernah menguasai sebuah wilayah seluas Inggris yang meliputi bagian-bagian Irak dan Suriah. Mereka menjalankan apa yang disebut kekhalifahan dan merencanakan serangan internasional dari markas besarnya di kota Raqqa di Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement