REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Tentara Israel menembaki anggota Hizbullah pada Sabtu (9/12) di perbatasan Lebanon, insiden pertama sejak Israel melancarkan serangan terhadap terowongan lintas perbatasan milik Hizbullah.
Kantor Berita Nasional yang dikelola negara, NNA mengatakan tentara Israel menembak ke udara saat mereka melihat patroli tentara Lebanon dekat demarkasi perbatasan, yang dikenal sebagai "Garis Biru". Namun tidak ada laporan tentang korban.
Israel mengatakan, anggota Hizbullah mendekati sebuah wilayah di sisi perbatasan Israel di mana pasukannya melakukan operasi untuk menutup terowongan yang digali oleh Hizbullah. Juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan tiga orang berpakaian sipil yang diidentifikasi sebagai anggota Hizbullah mencoba menggunakan kabut tebal dan hujan di daerah itu untuk mendekati dan mengganggu, atau mengambil, sensor yang telah dikerahkan di sana oleh tentara.
Namun, Lebanon memberikan penjelasan yang berbeda tentang insiden itu. "Tentara Israel menembak ke udara setelah penempatan mereka di dekat Garis Biru di wilayah Kroum al-Sharaqi di timur desa Meis al-Jabal. Orang-orang Israel terkejut, karena kabut tebal, oleh patroli rutin militer Lebanon di dalam wilayah Lebanon," kata NNA.
Militer Israel mengatakan pada Selasa bahwa mereka telah menemukan terowongan yang digali melintasi perbatasan Israel-Lebanon oleh Hizbullah. Terowongan itu digunakan untuk melakukan serangan di Israel. Israel mengirim pasukannya untuk menutup terowongan itu.
Sejauh ini, situasi di kedua sisi perbatasan cukup tenang. Namun, operasi Israel telah menimbulkan ketegangan baru di antara kelompok yang berperang pada 2006 itu.
Militer Israel mengatakan kegiatannya akan berhenti di sisi perbatasan Israel. Namun, seorang menteri kabinet mengatakan pada Jumat bahwa Israel siap untuk mengambil tindakan di Lebanon untuk melawan pembangunan terowongan lintas perbatasan jika dianggap perlu.
Pasukan Pemelihara Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) pada Kamis menegaskan keberadaan terowongan di dekat Garis Biru, merupakan hal serius. Israel menyerahkan kepada UNIFIL terkait penanganan masalah terowongan di sisi perbatasan Lebanon. "Kami ingin UNIFIL pergi ke lokasi yang telah kami pilih dan tunjuk, untuk menemukan terowongan dan kemudian memastikan bahwa titik akses tersebut diblokir dari sisi Lebanon," ujar militer Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memberi penjelasan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin melalui telepon terkait penutupan terowongan yang dilakukan Israel.