REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Petinggi House of Representative dari partai Demokrat menaikkan kemungkinan penggulingan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS). Trump juga dapat masuk penjara jika terbukti ia membayar uang tutup mulut kepada dua perempuan selama kampanye presiden, adanya tambahan tekanan hukum terhadapnya dalam penyelidikan intervensi Rusia dan berbagai skandal lainnya.
"Ada prospek yang sangat nyata pada kemungkinan Donald Trump meninggalkan Gedung Putih, Departemen Kehakiman mungkin akan mendakwanya, dia mungkin presiden pertama yang menghadapi kemungkinan nyata dipenjara," kata ketua komite intelijen House of Representative Adam Schiff, Senin (10/12).
Schiff mengatakan apakah Trump dapat diampuni atau tidak tergantung presiden selanjutnya. Anggota House of Representative lainnya, Jerry Nadler yang akan menjadi ketua komite bidang kehakiman menggambarkan rincian detail yang diajukan jaksa terhadap mantan pengacara Trump, Michael Cohen, sebagai bukti presiden AS tersebut menjadi pusat dalam arus penipuan.
"Mereka dapat menjadi pelanggaran yang menggulingkan," kata Nadler.
Dalam surat yang diajukan jaksa pada Jumat (7/12) lalu di pengadilan New York untuk pertama kalinya Trump terlibat dalam kejahatan federal dengan melakukan pembayaran ilegal dengan membeli mulut dua perempuan selama kampanye 2016 lalu. Kantor Jaksa Khusus Robert Mueller juga membuka kontak antara rekan-rekan Trump dengan perantara Rusia.
Penyelidikan Robert Mueller juga menyinggung tentang tujuan awal Kremlin untuk mempengaruhi Trump dan kampanye partai Republik melalui cara bermain dengan kepentingan pribadi dan politik mereka. Trump sudah membantah semua tuduhan tersebut dan membandingkan penyelidikan ini dengan 'pemburuan penyihir abad ke-16.
Nadler mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah Kongres memproses penggulingan presiden hanya berdasarkan pembayaran ilegal. Hal itu karena para anggota legislatif juga sedang mempertimbangkan untuk menggunakan penyelidikan Robert Mueller.
Nadler dan anggota legislatif lainnya mengatakan mereka sedang menunggu rincian tembahan dari penyelidikan Mueller. Mereka mengincar bukti Trump mengetahui atau terlibat dalam intervensi Rusia dalam pemilihan presiden AS.
"Apakah (pembayaran ilegal) cukup penting untuk mensahkan penggulingan itu pertanyaan yang berbeda, tapi saat ini mereka menjadi pelanggaran yang dapat membuat proses penggulingan karena meski dilakukan presiden sebelum menjadi presiden tapi mereka melakukan untuk mendapatkan kursi secara curang," kata Nadler.
Mueller belum mengatakan kapan ia akan menyelesaikan laporan temuannya. Sampai saat ini juga belum jelas apakah laporan tersebut dapat dilihat oleh Kongres atau tidak. Hal itu tergantung dengan jaksa agung. Sementara presiden yang menunjuk Jaksa Agung AS. Pada hari Jumat lalu Trump menunjukan Willam Barr sebagai Jaksa Agung sebagai pengganti Jeff Sessions.
Nadler mengatakan para anggota House of Representative dari partai Demokrat akan melakukan penyelidikan mereka sendiri. Ia mengatakan Kongres, Departemen Kehakiman dan Jaksa Khusus harus menggali lebih dalam tuduhan ini. Untuk mengetahui apakah Trump berbohong tentang perjanjian bisnisnya dengan Rusia dan tentang kemungkinan adanya obstruction of justice atau menghalangi jalannya penyelenggaraan peradilan.
"Kongres yang baru tidak akan mencoba melindungi presiden, kami akan mencoba mencapai akarnya, ini perintah untuk melayani rakyat Amerika dan menghentikan konspirasi yang masif ini, penipuan masif terhadap rakyat Amerika," kata Nadler.
Schiff juga menekankan agar semua pihak untuk menunggu sampai gambaran besarnya terliha sepenuhnya. Sebelumnya, ia mengisyaratkan komitenya akan mencari hubungan antara bisnis keluarga Trump dengan Rusia.
"Saya pikir kami juga harus melihat bagian atas pola potensi pelanggaran yang lebih besar lagi yang dilakukan oleh presiden dan ini pola yang luas, saya pikir hal itu akan membawa kami pada kesimpulan apakah menaikkan ketahapan menuju peringatan pencabutan wewenang," kata Schiff.