Selasa 11 Dec 2018 16:21 WIB

Sindikat Cina Borong Produk Susu Formula di Australia

Permintaan susu formula di Cina meningkat.

Red: Nur Aini
Susu Formula (ilustrasi)
Foto: AP
Susu Formula (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Sebuah penyelidikan yang dilakukan ABC menemukan adanya jaringan canggih warga Cina yang menjadi pembeli berbagai produk di Australia. Susu tersebut untuk dikirim ke Cina, yang dikenal dengan sebutan daigou, yang beroperasi di pusat kota Adelaide (Australia Selatan).

Para daigou itu akan segera memborong produk seperti susu bayi formula dari toko-toko secara bergantian walau sudah ada batas maksimal pembelian susu kaleng sekali pembelian. Walau skandal susu yang terkontaminasi dengan bahan beracun melamine terjadi pada 2008 yang menewaskan enam bayi dan membuat 30 ribu bayi lainnya sakit, permintaan akan susu bayi formula yang aman terus meningkat di Cina.

Hal itu menyebabkan para orang tua di Australia kesulitan untuk membeli susu untuk anak-anak mereka dan pekerja toko yang mengatakan mereka sering jadi sasaran ketika memantau jumlah kaleng susu yang bisa dibeli.

Selama beberapa hari, ABC melihat para daigou ini berada di kawasan belanja terbesar di Adelaide, Rundle Mall berkomunikasi satu dengan yang lain menggunakan HP dan dengan beberapa orang berpura-pura berbelanja untuk memperhatikan apakah di toko tersedia susu atau tidak. Ketika kotak susu tiba di toko, para daigou itu juga masuk berulang kali untuk membeli karena setiap kali pembelian hanya dibatasi dua kaleng saja.

Setelah meninggalkan supermarket, mereka menaruh susu yang dibeli di dalam mobil, atau di trolley atau di toko lain yang kosong, sebelum kembali untuk membeli susu formula lagi. Seorang pria yang memasukkan kaleng susu ke dalam mobilnya mengatakan dia berencana menjual produk tersebut ke luar negeri.

ABC tidak mengatakan bahwa para daigou atau mereka yang mengirimkan barang melakukan tindakan ilegal.

Siapa saja para daigou ini?

Diperkirakan ada sekitar 400 ribu daigou di Australia, yang berfungsi menjadi pembeli barang-barang mulai dari susu formula, produk kecantikan sampai vitamin untuk para konsumen di Cina. Untuk menurunkan ongkos kirim, para daigou ini bekerja sama dalam kelompok untuk mengirimkan barang bersama-sama, sehingga keuntungan mereka lebih besar.

Para daigou ini menawarkan jasa dan produk yang mereka beli di media sosial Cina seperti WeChat atau situs belanja online seperti Taobao, yang mirip dengan Ebay. Mereka kadang mengiklankan barang dengan gambar diambil dari supermarket Australia guna membuktikan bahwa barang yang dibeli berasal dari Ausralia dan bukan barang palsu.

Adanya skandal susu yang tercemar di Cina ditambah dengan dihapusnya kebijakan satu anak, dan cara pemasaran yang canggih membuat permintaan akan susu bayi formula semakin mneingkat. Susu formula yang di Australia biasa dijual satu kaleng sekitar 30 dolar Australia (sekitar Rp 300 ribu) bisa dijual sekitar 45 dolar Australia (sekitar Rp 450 ribu) di Cina. Karena banyaknya pembelian di Australia untuk dkirim ke negara lain dampaknya terasa bagi konsumen Australia.

Supermarket dituduh tidak melakukan tindakan apapun melindungi pekerja

Supermarket tampak tidak bisa berbuat apapun mencegah pembeli memborong susu bayi formula ini dalam bilangan menit saja, meski sudah ada pembatasan mengenai berapa kaleng susu yang bisa dibeli. Juru bicara dua jaringan supermarket besar di Australia Woolworths dan Coles mengatakan mereka berusaha memastikan stok tersedia bagi konsumen.

Untuk mematikan bahwa semua konsumen mendapatkan susu formula yang dijual di supermarket, mulai bulan Desember, jumlah kaleng susu yang bisa dibeli diturunkan dari delapan menjadi dua. Karyawan supermarket dan Serikat Buruh Pekerja (SDA) mengatakan para pekerja sering mendapat perlakuan buruk dari para daigou China di saat mereka berusaha menghalangi pembelian susu kaleng berlebihan.

Josh Peak dari SDA di Australia Selatan mengatakan anggota mereka ada yang melaporkan mengenai ancaman yang mereka terima, dan serikat pekerja sudah melakukan kampanye selama Natal menyerukan bisnis untuk lebih melindungi pekerja mereka.

Peak mengatakan karyawan supermarket tidak harus dipaksa bertindak sebagai petugas keamanan.

"Kami prihatin dengan para karyawan yang masih muda yang harus dipaksa menerapkan aturan padahal mereka bukan petugas keamanan, dan tugas mereka bukanlah untuk melindungi aset perusahaan." kata Peak.

"Memang memprihatnkan bahwa para konsumen memmanfaatkan kesempatan karena harga susu bayi lebih murah di Australia namun dalam waktu bersamaan para pekerja harus melindungi agar tidak ada pembelian berlebihan seperti ini."

Seorang pekerja supermarket yang tidak mau disebut namanya mengatakan kepada ABC bahwa tempatnya bekerja tidak melakukan tindak apapun untuk menghentikan mereka yang berulang kali datang membeli susu kaleng.

Ketika karyawan campur tangan untuk melarang, mereka malah dimarahi dan bahkan ada yang diludahi, kata pekerja tersebut.

"Sebagai pekerja, saya sedih bahwa perusahaan tempat saya bekerja tidak melakukan apapun untuk membantu." katanya.

"Saya berusaha menghentikan seorang pria yang datang tiga kali dan dia marah dan membantah sudah datang sebelumnya, dan dia kesal."

"Ini harus dihentikan, Woolworths dan Coles harus melakukan sesuatu mengenai hal ini."

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-12-11/pembelian-susu-berlebihan-di-australia-untuk-dikirim-ke-china-t/10605602
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement