Kamis 13 Dec 2018 23:53 WIB

Nyamuk Dicurigai Sebarkan Bakteri Pemakan Daging

Bakteri yang menyebabkan penyakit bisul Buruli bisa parah jika tidak ditangani.

Red: Nur Aini
Nyamuk. Ilustrasi
Foto: Independent
Nyamuk. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Para peneliti yang bekerja untuk menghentikan bakteri pemakan daging mengatakan mereka semakin dekat untuk memahami bagaimana penyebaran bakteri itu ketika beberapa kasus muncul di Queensland utara, Australia.

Layanan Kesehatan Masyarakat Tropis Australia mengatakan dua laporan tentang bisul Daintree diterima pada bulan November. Laporan pertama pada tanggal 14 November melibatkan seseorang yang tinggal di wilayah Mossman dan yang kedua pada tanggal 24 November melibatkan seorang yang tinggal di wilayah Daintree. Kedua kasus itu kemungkinan lokal dilihat dari paparannya, sebut layanan kesehatan masyarakat itu.

Profesor John McBride dari James Cook University mengatakan penyakit itu ada di wilayah Daintree tetapi juga diketahui ada di Victoria dan bagian lain dunia termasuk Afrika.

"Bisulnya menjadi begitu besar sehingga Anda perlu melakukan operasi besar, tetapi saya telah melihat orang-orang yang kehilangan anggota badan sebagai akibatnya," katanya.

Bisul 'Buruli', yang juga dikenal sebagai "Bisul Daintree" yang ditakuti di ujung utara Australia, biasanya dimulai sebagai jerawat pada kulit tetapi jika tidak ditangani dapat menyebabkan hilangnya anggota badan.

Profesor McBride mengatakan para peneliti masih memiliki beberapa pertanyaan tentang penyakit itu tetapi tahu bahwa hewan dan serangga dianggap menyebarkan bakteri yang bertanggung jawab untuk kondisi tersebut.

"Apa yang awalnya tampak sebagai jerawat kemudian perlahan-lahan membesar dan Anda membentuk bisul," katanya.

"Mereka menyebutnya bisul Daintree di ujung utara Australia dan bisul Buruli di Afrika - namanya didapat dari wilayah geografis tempat ia berada."

"Ini semua disebabkan oleh bakteri Mycobacterium ulcerans. Ini kerabat dekat tuberkulosis dan lepra."

Seberapa lazim?

Setidaknya 33 negara dengan iklim tropis, subtropis dan beriklim sedang melaporkan bisul Buruli di Afrika, Amerika Selatan, dan kawasan Pasifik Barat. Profesor McBride mengatakan pada 2011 ada sekitar 60 kasus yang dilaporkan di Queensland utara, tetapi biasanya ada kurang dari setengah lusin yang dilaporkan di wilayah itu setiap tahunnya.

Di Australia, bisul Buruli paling umum terjadi di daerah pesisir Victoria yang terlokalisasi, tetapi dua kasus yang dikonfirmasi oleh laboratorium tercatat di Queensland utara bulan lalu. Dokter Madhumati Chatterji dari Layanan Kesehatan Masyarakat Tropis di Cairns mengatakan, sementara teorinya berbeda, orang-orang di area di mana bisul itu telah dilaporkan terjadi harus mengambil tindakan pencegahan.

"Tidak diketahui bagaimana infeksi itu menjalar, ada berbagai teori termasuk kemungkinan penularan lewat serangga," kata Dr Chatterji.

"Sementara penelitian tentang bagaimana infeksi itu ditularkan sedang berlangsung, warga disarankan untuk menghindari kontak dengan tanah atau air di mana infeksi itu mungkin terjadi dan untuk menghindari gigitan nyamuk dengan menutupi tubuh dengan pakaian dan menggunakan obat nyamuk."

Bagaimana penyebarannya?

Profesor McBride mengatakan masih ada banyak pertanyaan seputar bisul Buruli, tetapi penyakit ini mungkin telah hadir sebelum pendudukan Eropa di Australia.

"Bicaralah dengan beberapa warga Aborijin dan ada daerah di Daintree yang secara tradisional mereka hindari dan kami pikir itu karena bisul Daintree jadi kami pikir itu sudah ada jauh sebelum kolonisasi," katanya.

"Ini pertama kali ditemukan oleh para ilmuwan pada 1930-an di Australia di Bairnsdale di Melbourne."

Profesor McBride mengatakan para ilmuwan di Queensland Utara, Victoria dan Afrika membandingkan rekaman kejadian dan sedang menyelidiki apa yang menyebarkan penyakit itu.

"Dua gagasan utama tentang bagaimana masyarakat terkena Mycobacterium ulcerans, salah satunya adalah teori yang dikembangkan di Australia adalah bahwa itu hasil gigitan nyamuk, kami telah menemukan beberapa bukti nyamuk liar yang mengandung bakteri mikro liar," katanya.

"Kami telah menemukan itu di kotoran beberapa hewan marsupial bandicoots ... jadi kami pikir kami mungkin sudah berada di jalur yang tepat untuk menentukan bagaimana bakteri itu ditransmisikan.

"Di Afrika mereka memiliki model alternatif di mana mereka menemukan organisme dalam serangga air dan teori di sana adalah orang-orang membenamkan diri di air dan digigit dan mengembangkan bakteri setelah itu."

Bagaimana penanganannya?

Pengobatannya biasanya terdiri dari antibiotik diikuti dengan kemungkinan operasi jika bisul tidak merespon obat-obatan. Profesor McBride mengatakan operasi besar tidak umum tetapi mungkin dalam kasus-kasus tertentu.

"Ini sebagian besar bisul tidak menyakitkan yang tak enak dilihat yang tumbuh dan pasien pergi ke dokter mereka karena bisul yang tak sembuh," katanya.

"Bisul itu bisa menjadi sangat besar sehingga Anda perlu melakukan operasi besar."

"Ini perlahan progresif dan tidak ada yang akan membiarkan bisul itu berkembang ke titik yang mengancam nyawa."

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-12-13/bakteri-pemakan-daging-bisa-disebarkan-oleh-nyamuk/10613472
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement