REPUBLIKA.CO.ID, MURMANSK -- Unit reaktor nomor satu dari satu-satunya Unit Daya Apung (Floating Power Unit/FPU) di dunia, Akademik Lomonosov, dihidupkan sebesar 10 persen dari kapasitasnya. Akademik Lomonosov kini ditambat di daerah Atomflot (perusahaan Rosatom), Murmansk.
Para Teknisi telah menyelesaikan semua operasi persiapan yang diperlukan dan melakukan semua penilaian yang diperlukan sebelum prosedur power start-up tersebut dilakukan.
Akademik Lomonosof mengungkapkan berhasil mengadakan tes FPU sesuai dengan jadwal. "Kami yakin bahwa pada musim gugur berikutnya, kami akan dapat menarik Akademik Lomonosov ke Pevek sesuai dengan rencana," kata CEO Rosatom, Alexey Likhachev, dalam siaran persnya, Jumat (14/12).
Likachev mengatakan pembangkit listrik tenaga nuklir terapung adalah solusi ideal untuk menggerakkan daerah-daerah terpencil.
"Kami menganggap proyek ini sebagai produk baru yang tidak hanya cocok untuk wilayah Arktik Rusia yang terisolasi tetapi juga untuk sejumlah negara di seluruh dunia. Dengan demikian, hari ini, kami menunjukkan kepada mitra potensial kami sebuah referensi teknologi di bidang reaktor daya nuklir kecil. Saya yakin meningkatnya permintaan akan produk ini akan memperkuat posisi Rusia menjadi yang terdepan di industri teknologi nuklir dunia," ujarnya menambahkan.
Menurut Likhachev, Power start-up adalah serangkaian uji fungsi dan keamanan yang dilakukan terhadap reaktor Akademik Lomonosov. Serangkaian tes ini harus diselesaikan sebelum reaktor tersambung ke jaringan.
Tahap pertama pengujian dilaksanakan pada besaran 1-10 persen dari kapasitas reaktor dan dinaikkan hingga 110 persen dari kapasitas tersebut di tahap akhir pengujian. Dalam setiap tahapannya, berbagai mode operasi diuji untuk memastikan keamanan FPU.
Semua tes komprehensif dan prosedur persiapan FPU Akademik Lomonosov yang unik diharapkan selesai pada Maret 2019. Akademik lomonosov akan ditarik ke pelabuhan Pevek (kota paling utara Rusia) pada kuartal ketiga 2019. Akademik Lomonosov akan beroperasi sebagai bagian dari pembangkit listrik tenaga nuklir terapung di Pevek, menggantikan kapasitas NPP Bilibino dan Chaunskaya CHPP.