REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Sebanyak tujuh orang warga sipil tewas dan puluhan orang terluka akibat tembakan aparat keamanan India dalam aksi protes di Kashmir, India, pada Sabtu (15/12). Pada aksi itu, demonstran memprotes pembunuhan tiga militan dalam pertempuran senjata.
Juru Bicara Departemen Pertahanan India Kolonel Rajesh Kalia mengatakan, operasi dilakukan sejak pagi hari karena ada laporan intelijen mengenai kehadiran militan di sebuah desa di distrik Pulwama, selatan Ibu Kota musim panas negara Srinagar. "Selama operasi, militan menembaki pasukan, yang mengarah ke pertempuran senjata di mana tiga militan tewas," kata dia, seperti dilansir Reuters.
Seorang perwira polisi senior yang tak ingin disebutkan namanya. mengungkapkan, sebagian besar penduduk setempat berkumpul di lokasi. Akibatnya, bentrokan terjadi antara penduduk dan pihak keamanan menyebabkan tujuh orang tewas dan sekitar 50 orang terluka.
Seorang saksi mata, Mohammad Ayuob, mengatakan kepada Reuters pasukan India menembaki penduduk setempat ketika mereka mencoba untuk mengambil mayat seorang militan. Jammu dan Kashmir merupakan wilayah India yang mayoritas ditinggali oleh Muslim. India dan Pakistan sama-sama menguasai wilayah tersebut, tetapi keduanya mengklaim wilayah secara penuh milik mereka masing-masing.
India menuduh Pakistan menimbulkan masalah di bagian Kashmir. Namun, tuduhan itu dibantah Islamabad.
Penduduk Muslim Kashmir ketika menghadiri pemakaman orang sipil Murtaza yang dibantai di Prichoo di Pulwama, Kashmir, 15 Desember 2018. (EPA-EFE/FAROOQ KHAN)
Kondisi di Kashmir semakin tegang dalam beberapa bulan terakhir ketika partai nasionalis Hindu pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi menarik diri dari pemerintah lokal, meninggalkan kekosongan kekuasaan. Protes luas telah pecah di Srinagar dan bagian lain Kashmir atas pembunuhan itu.
Keamanan telah diperketat dan pasukan bergegas ke lokasi yang berpotensi terjadi bentrokan. Berdasarkan laporan media lokal, jam malam juga sudah diberlakukan di kota Pulwama dan sekitarnya. Pihak berwenang juga telah menghentikan layanan kereta api di Lembah Kashmir dan menutup layanan internet seluler untuk mencoba dan mencegah kerusuhan menyebar.
Pasukan keamanan India mengatakan mereka telah membunuh 242 militan sepanjang 2018. Selain itu, 101 warga sipil dan 82 pejabat keamanan juga tewas. Jumlah korban tewas total dalam kekerasan adalah yang tertinggi dalam lebih dari satu dekade.