Senin 17 Dec 2018 21:56 WIB

Erdogan: Turki Siap Kapanpun Serang Utara Suriah

Erdogan tak ingin teroris dengan nyaman tinggal di perbatasannya.

Recep Tayyip Erdogan
Foto: AP
Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID ANKARA -- Turki akan melancarkan operasi militer kontra-teroris di Suriah, sebelah timur Sungai Eufrat atau utara Suriah. Serangan itu, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdodan, dapat dilakukan kapanpun.

"Kami bisa memulai operasi setiap saat sekarang di wilayah Suriah di mana saja, terutama di sepanjang perbatasan 500-kilometer, tanpa membahayakan tentara AS," kata Erdogan dalam satu upacara pembukaan di Provinsi Konya di Turki Tengah.

Erdogan mengatakan militer telah menyelesaikan persiapan bagi operasi yang direncanakan tersebut. Ia menambahkan, Turki akan melakukan apa yang perlu dikerjakan untuk menggagalkan koridor teror di sebelah timur Sungai Eufrat.

"Kami berbicara dengan (Presiden AS Donald) Trump. Pelaku teror ini harus pergi dari daerah di sebelah timur Eufrat. Jika mereka tidak pergi, kami akan mengusir mereka, sebab mereka mengganggu kami," ia menambahkan.

Erdogan kembali menyatakan bahwa Turki takkan membiarkan adanya daerah nyaman teroris di sepanjang perbatasannya. Ia berharap AS tak melindungi para teroris tersebut.

"Dengarkan, mereka yang melindungi pelaku teror di wilayah itu: Kalian membuat kesalahan. Mari berhenti (melindungi mereka)," demikian peringatan presiden Turki itu.

Baca juga,  Erdogan: Turki akan Gelar Operasi Militer di Suriah.

Teroris yang dimaksud Erdogan adalah militer bersenjata Kurdi yang sudah berlangsung lebih dari dua dekade melawan pemerintahan di Ankara.

Erdogan mengatakan perang Turki melawan terorisme di Suriah akan berlanjut sampai pemilihan umum baru diselenggarakan dan penyelesaian politik menyeluruh dicapai di negeri tersebut.

Satu misi di sebelah timur Sungai Eufrat, yang telah disarankan oleh presiden Turki itu selama berbulan-bulan, akan mengikuti dua operasi lintas-perbatasan yang berhasil dilancarkan Turki ke dalam wilayah Suriah sejak 2016. Keduanya dimaksudkan untuk menghapuskan keberadaan gerilyawan Kurdi YPG/PKK dan ISIS di dekat perbatasan Turki.

Dalam aksi terornya selama lebih dari 30 tahun melawan Turki, PKK --yang dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa-- dinilai telah bertanggung-jawab atas kematian sebanyak 40 ribu orang. YPG adalah cabang PKK di Suriah.

Sementara itu AS, meskipun ada keberatan dari Turki, telah bekerjasama dengan PKK/YPG, dan menyebut mereka "sekutu" dalam perang melawan ISIS. AS mengabaikan status "teroris" terhadap mereka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement