Rabu 19 Dec 2018 08:39 WIB

15 Orang Tewas Keracunan Makanan Terkontaminasi Pestisida

Racun pestisida menyerang sistem saraf hingga mengganggu pernapasan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Police Line (ilustrasi)
Foto: www.nbcmiami.com
Police Line (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Pihak berwenang India mengatakan, tes laboratoriumm pada makanan di kuil yang menewaskan 15 warga India menunjukkan adanya monocrotophos, sebuah pestisida mematikan penyerang sistem saraf. Penyelidikan digelar untuk mengetahui penyebab masuknya peptisida ke makanan.

"Kami mencoba mencari tahu bagaimana makanan terkontaminasi dan tidak pula mengesampingkan kecurangan. Kami juga telah menahan beberapa orang dan menanyakan kepada mereka terkait proses makanan," ujar kepala polisi distrik Chamrajnagar, Dharmender Kumar Meena seperti dilansir Aljazirah, kemarin.

Akhir pekan lalu, sebanyak 15 orang tewas dan 100 lainya dirawat di rumah sakit usai menyantap makanan keagamaan (nasi tomat) di kuil Hindu di negara bagian Karnataka, India Selatan.

Uji laboratorium melalui sampel makanan menunjukkan adanya pestisida yang menyerang sistem saraf, yakni monocrotophos yang membuat tubuh bereaksi mual, diare sampai pada akhirnya mengganggu pernapasan dan tewas.

Jenis Pestisida yang sama, juga bertanggung jawab atas kematian 23 anak sekolah di negara bagian timur Bihar tahun 2013, yang merupakan salah satu keracunan massal terburuk di India.

Hal itu disebabkan oleh minyak goreng yang disimpan dalam wadah yang sebelumnya digunakan untuk menyimpan monocrotophos.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, jika menelan hanya 120 miligram monocrotophos atau setara berat sekitar lima butir beras, bisa berakibat fatal. Gejala keracunan dimulai dari berkeringat, mual, muntah, penglihatan kabur dan berbusa di mulut.

Dalam laporan pada tahun 2009, badan kesehatan PBB mendesak India untuk melarang pestisida, seperti yang dilakukan Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan berbagai negara Asia lainnya. Impor bagi pestisida itu kini ilegal di setidaknya 46 negara.

Meski begitu, India berencana untuk terus mengizinkan penggunaannya dalam tanaman non-sayuran, sebab pestisida itu efektif dan lebih murah daripada alternatif.

Baca juga, Makan Mi Instan, Belasan Anak SD Keracunan.

Harga Monocrotophos terbilang murah hanya sekitar 50 rupee (70 sen AS) per kilogram. "Sementara alternatif yang dipatenkan yang sama akan menelan biaya hingga 20 ribu rupee," kata Pranjib Kumar Chakrabarty, asisten direktur jenderal Dewan Penelitian Pertanian India yang dikelola negara.

"Para petani ingin tetap menggunakannya," tambah Chakrabarty kepada kantor berita Reuters. "Ini aman selama praktik terbaik diikuti dan mereka tidak digunakan dalam sayuran," ujarnya.

Monocrotophos diketahui dapat mengendalikan berbagai hama dari kutu daun untuk ulat, tungau, ngengat, penggerek batang dan belalang pada tanaman seperti kapas, beras dan tebu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement