Rabu 19 Dec 2018 16:03 WIB

AS Jual Sistem Peluru Kendali ke Turki

Departemen Pertahanan AS menyetujui penjualan 80 rudal Patriot dan 60 rudal ke Turki.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Rudal Patriot
Foto: REUTERS
Rudal Patriot

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) sudah menyetujui penjualan sistem peluru kendali Patriot ke Turki. Kemungkinan besar harga sistem rudal udara-ke-darat ini sebesar 3,5 miliar dilar AS.

Pentagon mengumumkan penjualan tersebut pada Rabu (19/12) setelah Kongres memberikan sertifikasi penjualan. Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS atau Defense Security Cooperation Agency (DSCA) mengatakan Departemen Pertahanan AS juga sudah menyetujui penjualan 80 rudal Patriot dan 60 rudal lainnya ke Turki.

Selain itu, mereka menjual beberapa peralatan lainnya termasuk satu set radar, stasiun pengendali, dan stasiun peluncuran. Rencana penjualan sistem rudal kendali tersebut sudah sempat diumumkan Departemen Luar Negeri AS pada awal tahun ini.

Saat itu, mereka mengatakan tengah bekerja sama dengan sekutu NATO yaitu Turki dalam kemungkinan penjualan sistem rudal kendali Patriot yang diproduksi Raytheon. Penjualan itu dilakukan agar Turki berhenti membeli jenis sistem peluru kendali darat ke udara dari Rusia S-400. 

Sebelumnya, dua kali Turki melewatkan sistem peluru kendali Patriot. Mereka lebih memilih sistem peluru kendali buatan Cina sebelum akhirnya beralih ke S-400 sistem milik Rusia pada 2017 lalu.

AS dan NATO sudah berulang kali memperingatkan Turki sistem peluru kendali Rusia tidak bisa terintergrasi dengan sistem peluru kendali NATO. Pembelian sistem S-400 juga akan membahayakan pembelian pesawat tempur F-35 yang diproduksi perusahaan AS, Lockheed Martin dan kemungkinan hasilnya AS akan memberlakukan sanksi kepada mereka.

Notifikasi dari Kongres menandakan penjualan senjata ke luar negeri sudah disetujui. Tapi, belum ada indikasi proses negosiasi atau kontrak penjualan tersebut sudah sepakati dan ditandatangani.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement