REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan akan mengkaji penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) secara penuh dari Suriah. Sebab, ia menilai hal itu akan menimbulkan dampak tersendiri bagi Israel.
“Kami akan mempelajari jadwalnya (penarikan pasukan AS), bagaimana itu akan dilaksanakan, dan tentu saja implikasinya bagi kami,” ujar Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dirilis kantor perdana menteri Israel pada Rabu (19/12), dikutip laman Al Araby.
Netanyahu mengatakan, ditariknya pasukan AS dari Suriah akan membuat Israel meningkatkan keamanannya. “Dalam hal apa pun kami akan berhati-hati untuk menjaga keamanan Israel dan membela diri di daerah ini,” katanya.
Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan akan menarik seluruh pasukan AS dari Suriah dalam waktu singkat. Hal itu dilakukan karena dia mengklaim AS telah berhasil mengalahkan milisi ISISI di negara tersebut. “Kami telah mengalahkan ISIS di Suriah, satu-satunya alasan saya berada di sana selama kepresidenan Trump,” kata Trump melalui akun Twitter pribadinya.
Seorang pejabat AS mengungkapkan, penarikan pasukan AS di Suriah akan dilakukan secepat mungkin. Kendati demikian, dia tak memberitahu kapan proses itu dimulai.
Saat ini terdapat sekitar 2.000 pasukan AS di Suriah. Sebagian besar dari mereka dalam misi mendukung pasukan lokal memerangi milisi ISIS.