REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Bencana tsunami yang menerjang di sekitar Selat Sunda turut menjadi sorotan beberapa media asing. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyampaikan secara resmi, tsunami terjadi pada beberapa wilayah pantai di Selat Sunda, di antaranya di pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.
Tsunami terjadi pada Sabtu (22/12) sekitar pukul 21.27 WIB. Menurut BMKG, tsunami bukan dipicu oleh gempa bumi sebab tidak terdeteksi adanya aktivitas tektonik.
"Kemungkinan tsunami terjadi akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau," demikian dikatakan BMKG pada Ahad (23/12).
Pada saat bersamaan terjadi gelombang pasang akibat pengaruh bulan purnama. Sehingga ada kombinasi antara fenomena alam yaitu tsunami dan gelombang pasang.
Laman Reuters memberitakan dengan judul "Volcano-triggered tsunami kills at least 43 in Indonesia, injures hundreds" dengan mengutip Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia, Sutopo Purwo Nogroho. "Tsunami di sepanjang Selat Sunda telah menewaskan sedikitnya 43 orang dan melukai 584 dan menghancurkan ratusan bangunan di pulau-pulau Indonesia, yakni Jawa dan Sumatra yang disebabkan oleh erupsi Krakatau," demikian tulis Reuters edisi Ahad (23/12).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan tsunami di perairan Selat Sunda disebabkan aktivitas Gunung Anak Krakatau pukul 21.03 WIB.
Reuters juga menyinggung gempa Aceh yang pada 26 Desember 2004. Tsunami Samudra Hindia pada kala itu dipicu oleh gempa bumi sehingga menewaskan 226 ribu orang di 13 negara, termasuk menewaskan lebih dari 120 ribu jiwa di Indonesia. Sedangkan erupsi Krakatau yang pernah terjadi pada 1883 menewaskan lebih dari 36 ribu orang dalam serangkaian tsunami.
The Guardian memberitakan dengan judul "Indonesia tsunami: 43 dead and 'many missing after Anak Krakatoa erupts - latest updates". Guardian memberitakan secara lengkap, mulai dari kronologi terjadinya tsunami dan gelombang pasang di sekitar Selat Sunda. Laman tersebut juga merinci jejak waktu dari malam terjadinya gelombang hingga berita terkini.
Guardian juga memberitakan, grup band Seventeen yang salah satu personel dan manajernya tewas diterjang gelombang. Salah seorang pakar mengatakan keruntuhan lereng bisa saja menyebabkan terjadinya tsunami. Salah satu pendiri Pusat Penelitian Tsunami Indonesia Gegar Prasetya mengatakan memiliki prediksi lebih dalam menyoal penyebab gunung berapi.
Gegar mengatakan gelombang itu kemungkinan besar disebabkan runtuhnya bagian dari lereng Gunung Anak Krakatau selama erupsi. Menurutnya, kemungkinan letusan memicu tanah longsor di atas tanah atau di bawah lautan dimana keduanya mampu menghasilkan tsunami. Dia pun mencatat gelombang itu sendiri tidak tinggi, hanya sekitar satu meter.
"Sebenarnya, tsunami yang terjadi tidak terlalu besar, hanya satu meter. Masalahnya adalah orang-orang selalu cenderung membangun segalanya dekat dengan garis pantai," kata Prasetya, pakar yang juga ahli Krakatau.
Gumpalan awan menyembur saat terjadi letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda, Banten.
BBC memberitakan bencana ini dengan judul "Volcano tsunami hits Indonesia after Krakatoa eruption". Dalam beritanya, BBC mengutip fotografer gunung berapi asal Norwegia, Oystein Lund Andersen, saat tengah memotret Anak Krakatau yang sedang erupsi dari pantai Anyer.
Dalam pengakuannya, Andersen berlari saat dihantam gelombang pertama. Gelombang kedua yang cukup kuat, dia membawa istri dan putranya dari hotel pergi ke tempat lebih tinggi yang berada di samping hotel.
Laman Sydney Morning Herald memberitakan dengan judul "Dozens dead in Indonesian tsunami". Laman tersebut memberitakan kabar terbaru jumlah korban tewas.
"Setidaknya 62 orang tewas dan lebih dari 580 lainnya terluka setelah tsunami melanda pantai-pantai di sekitar Selat Sunda di Indonesia pada Sabtu malam. Ratusan rumah dan bangunan telah rusak dan 20 orang hilang, sementara jumlah korban jiwa kemungkinan akan bertambah," ujar Kepala Pusat Informasi dan humas BNPB, Sutopo Nugroho seperti diberitakan Sydney Morning Herald.