REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Recep Tayyip Erdogan menegaskan Turki akan mengupayakan kebebasan orang Arab dan Kurdi menyusul kehadiran mereka di Suriah. Menurut Erdogan, masalah keamanan orang Arab di Suriah juga persoalan Turki.
"Kami menganggap keamanan dan perdamaian orang Arab di Suriah sebagai urusan kami. Kami melihat masalah suku Kurdi sebagai masalah kami sendiri," kata Erdogan dalam satu upacara di Kompleks Presiden di Ibu Kota Turki, Ankara, seperti dilansir Anadolu, Senin (24/12).
"Kami hadir di Suriah sekarang, untuk memberi dukungan buat saudara Arab dan Kurdi kita di sana, bukan kelompok teror. "
Erdogan menegaskan, Turki takkan meninggalkan suku Kurdi Suriah dalam belas kasihan kelompok teror YPG/PKK. Hal itu sama halnya saat Turki tidak akan meninggalkan orang Arab di tangan kelompok ISIS.
Turki menyebut kelompok milisi Kurdi bersenjata PKK/YPG sebagai organisasi teror. Kelompok ini disebut telah bertanggung-jawab atas kematian hampir 40 ribu orang, termasuk perempuan dan anak-anak.
Baca juga, Trump akan Tarik Seluruh Pasukan AS di Suriah.
Erdogan mengatakan, hampir 300 ribu orang Suriah telah meninggalkan Turki dan pulang ke kampung halaman mereka. Para pengungsi pulang ke rumah setelah Turki berhasil mengalahkan kelompok teroris. "Turki menjamin bahwa keamanan di Kota Jarabulus di Suriah Utara dan Afrin, kota di bagian barat-laut Suriah," kata Presiden Erdogan.
Ia menambahkan Turki juga akan menjamin keamanan di Wilayah Sinjar di Irak Utara.
Turki telah melancarkan dua operasi lintas-perbatasan ke dalam wilayah Suriah sejak 2016 yakni Operasi Euphrates Shield dan Olive Branch. Keduanya dimaksudkan untuk menghapuskan kehadiran gerilyawan garis keras ISIS dan YPG/PKK di dekat perbatasan Turki.