Rabu 26 Dec 2018 16:39 WIB

Trump: Saya Sendirian di Gedung Putih

Mattis mengundurkan diri setelah Trump menarik mundur pasukan AS dari Suriah.

Presiden AS Doland Trump
Foto: AP
Presiden AS Doland Trump

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Yeyen Rostiyani

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mungkin "kesepian". Usai ditinggalkan Menteri Pertahanan Jim Mattis, Trump pun menumpahkan pendapatnya melalui Twitter. The Independent menyebutkan, ia menuding Mattis "gembira" karena sudah mengucurkan subsidi dana untuk militer negara lain dengan uang AS.

"Saya sendirian (sungguh kasihan saya) di Gedung Putih, menunggu Demokrat kembali dan menyetujui kesepakatan soal keamanan perbatasan negara kita yang amat dibutuhkan," cicit Trump, Senin (24/12), atau tiga hari sejak shutdown yang terhitung mulai Sabtu (22/12).

Shutdown terjadi karena ia menolak berkompromi soal anggaran 5 miliar dolar AS yang dimintanya untuk membangun dinding pengaman di perbatasan AS dan Meksiko. Akibat shutdown, ia membatalkan berlibur Natal di Florida dan memutuskan untuk tetap berada di Gedung Putih.

Trump pun ogah berkompromi. Ia menyatakan tak sudi menandatangani paket anggaran hasil kompromi yang hanya mengucurkan dana 1,3 miliar dolar AS dari 5 miliar dolar AS yang dimintanya untuk dinding perbatasan negara.

Soal Mattis, Trump terang-terangan mengaku bahwa ia memang berniat mengganti sang pensiunan jenderal Marinir pada Februari. Namun, katanya, Mattis keburu mundur dua bulan dari rencana penggantian itu.

Mattis mengundurkan diri setelah Trump menarik mundur pasukan AS dari Suriah. Langkah itu disesalkan negara-negara sekutu AS, seperti Prancis dan Inggris yang juga mengerahkan pasukannya di Suriah. Trump jelas tak mengindahkan masukan Mattis dan penasihatnya yang lain.

Dalam cicitannya, Trump juga kembali menyerang orang-orang yang menudingnya tidak dapat mempertahankan hubungan baik dengan sekutu-sekutu AS, termasuk Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Orang-orang yang mengritiknya, kata Trump, semua salah. "Yang saya tidak suka adalah ketika banyak dari negara-negara tersebut yang memanfaatkan persahabatan mereka dengan AS, baik soal perlindungan militer maupun perdagangan," cicitnya.

"Kita jelas-jelas menyubsidi militer dari banyak negara yang SANGAT kaya di dunia, sementara pada saat yang bersamaan negara-negara tersebut sepenuhnya memanfaatkan AS, dan para PEMBAYAR PAJAK kita, dalam hal perdagangan. Jenderal Mattis tidak melihat ini sebagai masalah. SAYA (yang mengetahui itu—Red), dan masalah itu sudah diselesaikan," tulis Trump.

Komentar-komentar Trump itu dibuat setelah Mattis menyatakan mundur dari jabatannya dan mengkritik pandangan sang Presiden. Dalam surat pengunduran dirinya, Mattis menyatakan, ia percaya bahwa Trump layak mencari seorang menteri pertahanan yang memiliki pemikiran sama dengan sang Presiden. Sejumlah komentator menilai surat itu Mattis menunjukkan penolakannya terhadap "Trumpisme".

"Kita harus melakukan apapun sebisa kita untuk menegakkan tatanan internasional yang kondusif bagi keamanan, kemakmuran, dan nilai-nilai kita dan demi semua itu kita diperkuat melalui solidaritas para sekutu kita," tulis Mattis. "Karena Anda berhak mendapatkan seorang menteri pertahanan yang pandangannya lebih bersesuaian dengan pandangan Anda mengenai hal ini dan subjek lainnya, saya percaya bahwa ini saat yang tepat bagi saya untuk mundur."

Trump memang berulang kali menuding anggota NATO tidak mau membayarkan iurannya sebesar 2 persen dari nilai PDB mereka. Pada 2017, hanya lima negara yang memenuhi kewajibannya. Mereka adalah AS (3,6 persen), Inggris (2,1 persen), Polandia (2 persen), Yunani (2,4 persen), dan Estonia (2,1 persen).

Trump mengatakan, AS menanggung semua tagihan negara yang menunggak iuran. Tudingan itu terutama ditujukan kepada Jerman, negara dengan perekonomian terkuat di Eropa.

Dalam pertemuan NATO pada Juli, ia menuding Jerman "tersandera" oleh Rusia karena membeli gas alam dari negara tersebut. Kepergian Mattis tak hanya disayangkan di dalam negeri, tetapi juga negara-negara sekutu AS. Namun, Trump sendiri tak gentar. "AMERIKA KEMBALI DIHORMATI!" cicitnya. n reuters/ap

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement