REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mempertimbangkan untuk mengeluarkan peraturan presiden tentang larangan pembelian peralatan teknologi dari dua perusahaan Cina. Pada Kamis (27/12) berdasarkan dari tiga sumber yang tidak disebutkan namanya dua perusahaan tersebut ada Huawei dan ZTE.
Hal itu akan menjadi langkah terbaru pemerintahan Trump untuk mengeluarkan dua perusahaan teknologi jaringan terbesar di dunia, Huawei dan ZTE dari pasar AS. Pemerintah AS menuduh dua perusahaan tersebut bekerja sama dengan pemerintah Cina dan produk mereka dapat digunakan untuk memata-matai warga Amerika.
Peraturan presiden yang sudah dipertimbangkan sejak delapan bulan yang lalu itu kabarnya akan diumumkan pada Januari. Departemen Perdagangan AS akan langsung melarang perusahaan-perusahaan AS untuk membeli peralatan telekomunikasi dari perusahaan asing dengan alasan hal tersebut membahayakan keamanan dalam negeri.
Salah satu sumber mengatakan kemungkinan peraturan itu tidak menyebutkan nama Huawei dan ZTE dan kemungkinan pejabat-pejabat di Departemen Perdagangan AS akan menerjemahkannya sebagai otoritas untuk membatasi penyebaran pembelian teknologi dari dua perusahaan tersebut. Kabarnya dokumen peraturan presiden itu belum selesai.
Peraturan presiden tersebut akan mendorong undang-undang International Emergency Economic Powers Act. Undang-undang yang memberikan kekuasaan pada presiden AS untuk mengatur perdagangan untuk menanggapi keadaan darurat yang mengancam keamanan Amerika Serikat.
Isu itu menjadi permasalahan baru karena operator nir-kabel AS sedang mencari rekan untuk bersiap mengadopsi teknologi 5G. Sebelumnya AS sudah membuat rancangan undang-undang pada bulan Agustus lalu yang melarang pemerintah AS menggunakan produk dari Huawei dan ZTE.
Huawei dan ZTE tidak menjawab permintaan komentar tentang hal ini. Sebelumnya kedua perusahaan tersebut membantah semua tuduhan yang diarahkan kepada mereka. Gedung Putih juga tidak menanggapi isu ini. Isu peraturan presiden pertama kali dipublikasikan surat kabar Wall Street Journal pada Mei lalu tapi sampai saat ini belum juga diumumkan.
Operator jaringan nir-kabel kecil menjadi pelanggan terbesar Huawei dan ZTE di AS. Mereka khawatir peraturan presiden ini mengharuskan mereka mencabut semua peralatan Huawei dan ZTE tanpa ada kompensasi apapun. Para pejabat industri jaringan terpecah menjadi dua kelompok yang memperdebatkan apakah pemerintah memiliki kekuasaan hukum untuk meminta operator mencabut peralatan dua perusahaan Cina tersebut.
Sementara perusahaan-perusahaan nir-kabel besar sudah memutus hubungan mereka dengan Huawei, operator nir-kabel kecil mengandalkan switch dan peralatan Huawei dan ZTE lainnya karena produk-produk dua perusahaan tersebut cenderung lebih murah. Dua perusahaan tersebut sangat penting dalam industri jaringan di AS. Wakil Presiden bidang penjual Huawei Tech, William Levy masuk dalam jajaran dewan direksi Asosiasi Operator Jaringan Nir-Kabel Kecil (RWA). Organisasi itu mewakili perusahaan yang memiliki pelanggan di bawah 100 ribu.
Komisi Komunikasi Federal (FCC) memperkirakan sekitar 25 persen anggota RWA menggunakan peralatan dari Huawei atau ZTE. Dewan Penasihat RWA Caressa Bennet mengatakan asosianya prihatian peraturan presiden tersebut dapat pemerintah memaksa anggota mereka mencabut seluruh peralatan Huawei dan ZTE dan melarang membeli peralatan dari dua perusahaan tersebut di masa mendatang.
Untuk mengganti peralatan Huawei dan ZTE perusahaan-perusahaan operator kecil tersebut harus mengeluarkan biaya sebesar 800 juta sampai 1 miliar dolar AS. Secara terpisah pada April lalu, FCC sudah mengajukan persetujuan terhadap regulasi yang melarang pemberian bantuan terhadap perusahaan yang tetap menggunakan peralatan dari Huawei dan ZTE.
FCC juga mempertimbangkan untuk mewajibkan perusahaan operator jaringan nir-kabel untuk mengganti seluruh peralatan yang mereka beli dari perusahaan yang dianggap mengancam keamanan AS. Pada Maret lalu, Ketua FCC Ajit Pai mengatakan ada 'pintu belakang' di router-router jaringan nir-kabel AS.
"Dan hampir semua peralatan telekomunikasi lainnya - yang dapat memberikan jalan kepada musuh pemerintah untuk menginfeksi virus, melakukan serangan denial-of-service, mencuri data, dan masih banyak lainnya," kata Pai.
Pada Desember, perusahaan jaringan nir-kabel Pine Belt Communications di Alabama memperkirakan dibutuhkan dana sebesar 7 juta sampai 13 juta dolar AS untuk mengganti seluruh peralatan yang mereka beli dari perusahaan-perusahaan Cina. Sementara itu, perusahaan jaringan nir-kabel lainnya Sagebrush harus mengeluarkan biaya sebesar 57 juta dolar AS dan mereka harus melakukannya selama dua tahun.
Sagebrush mengatakan produk-produk Huawei jauh lebih murah dibandingkan perusahaan-perusahaan lain. Berdasarkan lelang pada 2010, produk Huawei empat kali lebih murah dibandingkan produk-produk Ericsson.